Tag: Pohon-Pohon
-
Terus Terbang ver. 2.0
Ini adalah posting ulang dengan gambar baru dan sedikit perbaikan kesalahan tulis, hampir setahun telah berlalu dari posting aslinya. Dan Kupu-Kupu Biru terus terbang. Terus terbang… Terus terbang untuk mencari kebijaksanaan.
-
Terus Terbang
Kupu-kupu Biru terbang melintasi nebula ungu dan awan kelabu hingga tiba di tepi hutan kebijaksanaan. Bunga-bunga gemulai berjajar berjaga di tepi hutan, Kupu-kupu Biru bertanya, “ooo Bunga, mengapa kalian yang menjadi penjaga? Tidakkah hutan yang agung memiliki tanaman lain yang lebih perkasa untuk menjaganya?” Bunga-bunga gemulai bernyanyi, “ooo Kupu-kupu, keperkasaan tak selalu berarti mampu menjadi…
-
Tersesat (9)
Qahwa memberikan kenikmatan lebih banyak pada ciuman. Konon di negeri tempat qahwa pertama ditemukan, seorang kekasih akan mengambil resiko untuk mati dengan menyelipkan beberapa biji qahwa ke tangan orang yang dicintainya, Lelaki Kayu Manis memulai ceritanya. Itu yang terjadi pada buyut nenek dari nenekku. Ia jatuh cinta pada seorang pengembara dari negeri tua tempat semua…
-
Tersesat (7)
Percayalah, kau tak akan pernah menginginkan ciuman seorang kekasih setelah kau merasakan nikmatnya qahwa yang pertama kali kau minum. Semburat fajar kemerahan, pagi mulai menjelang. Kami telah bercakap-cakap sepanjang malam. Biasanya, pada saat seperti inilah Pengembara Mimpi mampir. Sudah lama kami tak bertemu, terakhir kali ia mengunjungiku saat senja ketika aku akan memasuki dunia manusia.…
-
Tersesat (6)
Pada mulanya adalah kegelapan, begitu lelaki rempah-rempah mulai bercerita dengan suaranya yang licin serupa kulit ular mendesir, membuatku remang dalam waspada; kegelapan yang menelan semua kehidupan, katanya. Kemudian Sang Waktu datang mengunjungi negeri para Bintang dengan membawa terang yang mengusir gelap. Namu kegelapan melawan, benturan-benturan gelap melawan terang memercik ke semua arah dan melahirkan Bintang.…
-
Tersesat (5)
Waktu mulai berjalan. Langit abu-abu berubah menjadi hitam dengan taburan bintang-bintang sehingga tak membuatnya kelam. “Aku menyukai malam, terlebih malam ini,” kata lelaki rempah-rempahku. ”Kenapa?” ”Aku selalu menyukai langit, dan langit malam tak pernah bisa ditebak, apakah berawan atau tidak. Langit malam penuh misteri” ”Kamu tak bisa mencari bintang jika langit berawan” ”Tidak selalu awan…
-
Tersesat (3)
Pertemuanku pertama dengan manusia di pusat dunia manusia memberiku ribuan pengertian lain yang menyerang kepalaku seperti kilat. Aku melihatnya, sama sepertiku dalam bentuk lain. Ia tak mengenali jiwa pengembara, ia menyapaku dengan bersahabat, dan kemudian kami melanjutkan perjalanan bersama. Ia menertawakan kecanggunganku hidup di dunia manusia, menurutnya aku seperti baru saja hidup, seolah-olah tiba-tiba saja…
-
Menelan Rindu
Bisakah kita menelan rindu dan kemudian melupakannya? Seperti menelan obat pahit, rasa yang ingin kau lupakan. Rasa pahit yang membuatmu ingin segera lupa pada demam asmara yang membuat panas dingin. Makan tak enak, tidur tak nyenyak… dalam mimpi pun merasakan sakit yang sama. Bisakah kita menelan rindu seperti menelan obat pahit yang membuat sakit segera…
-
Membiasakan Cinta
“Cinta adalah kebiasaan” Pengembara Mimpi mengejutkanku, tiba-tiba saja ia datang ketika aku sudah tak mengharapkan kedatangannya. Sudah lama aku berusaha menekan keingintahuanku akan Pohon-Pohon. Cinta adalah kebiasaan, ulangnya sekali lagi, sebab Pohon Cinta dirawat oleh rutinitas kalian, para kekasih yang tak memiliki kesabaran. Yang selalu tergesa-gesa seolah Waktu tak mau menanti kalian. “Waktu memang tak…
-
Gemerisik Cinta
Jika cinta pada pandangan pertama itu ada, maka pohon itulah cinta pada pandangan pertamaku. Dari semua pohon; dari semua mahluk hidup baik yang hanya memiliki akal atau pun yang hanya memiliki pikir, atau keduanya, cinta pertamaku pada sebatang pohon. Dengan tubuhnya yang kokoh menjulang ke langit. Dahan yang ramping namun kuat, menjadi pijakan daun-daun yang…
-
Sebelum Masa Pohon-Pohon
Pagi menjelang,meskipun berharap namun aku juga tak ingin berharap. Aku sudah menunggu Sang Pengembara Mimpi mampir sejak dua musim yang lalu. Pohon Cinta telah meranggas, menanggalkan daunnya yang bersemi dua musim yang lalu. Udara dipenuhi harum aroma asmara yang tertiup angin yang gelisah. Daun-daun yang pernah bergemerisik rndu dengan riuh telah melayang gugur. Mati untuk…