Tag: Pengembara Mimpi
-
Cinta yang Tak Mampir
Aku ingin bercerita tentang Cinta. Ia pernah datang, tanpa kuundang. Begitu saja menerjang masuk, dan aku tak siap menyambutnya. Cinta seperti mudah mampir, tapi tidak juga. Pernah ku mengundangnya… penuh rayu dan goda, mengajaknya singgah. Namun, tak kunjung pula ia singgah.
ruthwijaya
-
Peri Hutan
Pernahkah kuceritakan kepadamu mengenai kolam di Hutan? Kolam tempat Lotus, Lily dan seribu bunga lain tumbuh? Kolam tempat kami para jiwa, bergelayut terikat pada pohon kami masing-masing. Saat malam hari, kami akan memandangi air kolam yang seperti cermin memantulkan langit penuh bintang. Saat siang tiba, udara dingin naik dari permukaan kolam, menyejukan jiwa yang terikat…
-
Tersesat (11)
”apakah kamu pernah mendengar tentang jatuh cinta?” Adalah Pengembara Mimpi yang selalu menumbuhkan harapanku akan kekasih jiwa yang tersesat dan memerlukan kunang-kunang untuk menunjukkan arah mereka agar bertemu kami para jiwa di hutan-hutan. Sementara, kunang-kunang mendapatkan cahayanya dari harapan kami yang tersimpan pada pohon cinta. ”Semua hal, memiliki kaitannya, semua hal terikat satu dengan yang…
-
Tersesat (10)
Tahukah kamu bagaimana jiwa-jiwa membocorkan rahasia hutan pada manusia? Mereka mengigau dalam tidurnya. Pengembara Mimpi, yang selalu mampir sesaat sebelum pagi, belum pernah mengatakan ini padaku. Mungkin, ia juga belum pernah mengungkapkannya padamu. Maka, aku berbaik hati menceritakannya sekarang. Aku menahan nafas, dan qahwa telah dingin di cangkir yang kupegang, ”kelam sekali cerita tentang qahwa”…
-
Pembisik Pohon
Sebelum aku tersesat di Dunia Manusia, Pengembara Mimpi datang mengunjungiku saat pagi menjelang, ketika roh bertemu jiwa, dan bersiap menyambut Matahari. “Kau berhutang kisah Pohon-Pohon,” kataku padanya, “kau selalu tak pernah menuntaskan ceritanya” “Kisah tentang Pohon tak akan pernah tuntas selama Roh dan Jiwa selalu bertemu, selama hutan masih meniupkan kehidupan” Aku tak pernah mengerti…
-
Tersesat (4)
Waktu berhenti sesaat saat kami berbagi nafas. Aroma kayu manis dan cendana memabukkanku. “Kamu harum kayu manis dan cendana, siapa namamu?” “Kamu berbau segar seperti embun terkena sinar Matahari pagi, dari mana asalmu?” “Kamu belum menjawab pertanyaanku” “Tidak semua pertanyaan harus dijawab, kamu juga tak menjawab pertanyaanku” Aku memandangi matanya yang gelap kecoklatan, ada selapis…
-
Tersesat (2)
Mabuk oleh kegembiraan aku setengah berlari menyeberangi padang berumput menuju bebatuan abu-abu di seberang. Aku memasuki dunia manusia. Tak kuhiraukan berbagai rasa tajam yang menusuk kulit, semua rasa itu seolah berlomba-lomba menanamkan dirinya ke dalam memoriku. Desa pertama yang kumasuki begitu sepi. Batu abu-abu membisu tak menjawab ketika aku bertanya, mengapa desa ini begitu hening.…
-
Tersesat (1)
Pada suatu masa, aku pernah tersesat di dunia manusia, yang dipenuhi dengan batu abu-abu di setiap sudutnya, suasana menjadi lebih monokrom karena langit pun juga abu-abu. Namun, jika cuaca sedang bersahabat, matahari akan bekerja sama dengan baik dengan rintik hujan menghiasi langit abu-abu dengan semburat pelangi yang akan terpantul juga di seluruh permukaan batu abu-abu.…
-
Apa Ini?
Apa ini, rasa nyeri yang berjalan di ulu hati? Mengiris jantung dan hati tiap kali kau mengambil nafas, sementara untuk tetap bertahan dalam hidup, kau perlu sebanyak-banyaknya bernafas. Bukan, ini bukan kesedihan. Aku mengenal dengan baik sedih yang membekukan tulang, menekan semua udara di kepalamu hingga telinga terasa pengang. Bukan, ini bukan rindu yang menari-nari…