Sebagai Wong Jowo, saya sering sekali diledekin: ya dasar Jowo, pasti ada untung. Musababnya, dalam setiap masalah atau musibah, saya selalu berkata: lha untungnya tu gini.
Tadi saat makan siang bersama kawan, kami membahas saat almarhumah ibunya sakit, ya tentu melelahkan bagi keluarga yang merawat Ibu sakit, tapi kata teman saya, ia sekeluarga, kakak beradik saling bahu membahu merawat dan yang penting, rukun akur tahu diri tugas masing-masing. Sebagai jawir sejati, tentu saya menanggapi, “ya untungnya kalian begitu ya… coba kalau nggak… pasti lebih repot.”
Untungnya, teman saya termasuk jawir… tidak tersungging dengan komentar saya. Lha, mana ada untung dalam kesusahan sakit? Namun dia setuju, setidaknya tak ada drama tambahan dalam keluarga, misalnya kakak beradik gak rukun kan ya nambah ruwet ya.
Toxic positivity, mungkin itu kata anak jaman sekarang. Ah ya embuh… bagi saya sih, menemukan untung dari setiap susah dapat memberi harapan bahwa selalu akan ada penghiburan dan jalan keluar; meskipun harapan juga seringnya palsu, ya.
Menghibur diri sendiri dengan selalu mencari sedikit untung, karena memang tidak ada yang bisa lebih baik dalam menghibur kita dari pada diri sendiri. Orang-orang lain punya kesusahannya masing-masing, dan nggak ada kewajiban untuk mereka menghibur kita pun. Ya khaaan?!?
Saya itu lagi gendut banget, tapi untungnya masih ada baju yang muat. Ini contoh kalimat yang paling cocok buat saya saat ini. Lhooo… curcooool… hahahaah…
Ya begitulah, dikatain jawir yang toxic positivity biarin dah… you do you, I do me. Jika untung memberi saya energi tambahan untuk mencari solusi dari setiap persoalan, sedikit penghiburan dari setiap kesusahan… ya gpp. Gak perlu dilabeli dan dipikir terlalu panjang dengan teori yang sebenarnya saya juga gak paham. Kalau si untung nggak berguna buat kalian, ya jangan dipaksa untuk selalu dicari. Dieret-eret. Sekali lagi, masing-masing kita memiliki cara kita sendiri, gak perlu ngotot-ngototan memaksa yang lain. Gitu.
Ya gitu.
Leave a Reply