Tiba-tiba saja saya merasa sensitif, bukan sensitif menjadi lebih mudah marah atau sendu.
Hanya rasa menjadi lebih tajam, dan warna-warna menjadi lebih menyala. Mungkin bisa digambarkan dengan foto kembang warna-warni.
Rasa manusia. Entahlah, sudah setua ini saya juga belum juga paham soal rasa. Mengapa mendadak senang, mengapa mendadak sedih, mengapa dunia lebih indah seratus kali lipat dari biasanya.
Jatuh cinta?
Patah hati?
Entah. Label-label itu seringkali membuat saya bingung dan malah ribet sendiri mau menentukan apa. Ih, kok rumit?! Memang, bukan sekali dua kali saya mendengar komentar, bahwa saya ini terlalu njlimet dalam berpikir; apa-apa dipikirin sampai semua orang sudah bosen, sementara saya masih berputar di topik yang sama sampai saya menemukan alasannya. Bahkan, saya sering sekali bilang sama diri saya sendiri, segala sesuatu yang terjadi di dunia ini kadang memang nggak perlu penjelasan dan alasan… kadang ya terjadi karena memang harus terjadi. Everything happens for a reason. Mitos. Mungkin saja.
Sebab, alasan bisa diciptakan.
Mungkin saja, rasa saya mendadak lebih tajam karena hari ini saya cukup tidur, santai sekali. Tidak ada hal yang mengejar-ngejar saya. Makan enak, dimulai dari sarapan pecel bakwan, ayam taliwang, lalu tahu tek. Kemudian, saya merapikan file foto-foto liburan kemarin, momen-momen menyenangkan kembali membanjiri ingatan saya saat satu persatu saya masukkan foto-foto itu ke folder penyimpanan. Memori tentang langit biru, udara yang berbau harum kembang mekar di taman, badan sehat, suasana hati yang baik…
Ah, ya… mungkin saja itu penyebabnya. Apapun itu, mumpung rasa saya lagi tajam sebaiknya segera saya manfaatkan untuk menulis, atau menggambar. Iya, kan?
Inspiratif bukan sensitif? Sakkarepmu wae lah, Ruth Wijaya…. Sekali lagi, berhenti saja mencari alasan.
Dan, sementara itu… mari kita nikmati salah satu foto terfavorit saya hasil dari liburan kemarin.
Leave a Reply