Gulai Kepala Ikan
Pilkada. Politik. Sakit kepala. Minum obat sakit kepala banyak-banyak supaya tidak apatis dan berhenti berpikir hal-hal yang sebaiknya tidak dipikirkan.
Kamu. Sebaiknya, saya terjun dan jatuh cinta saja atau melupakan harapan. Pasrah atau menyerah.
Besok pagi, saya pakai eyeshadow warna apa?
Kapan saya kurus? Kapan saya bisa benar-benar diet? Kapan saya berubah jadi kece?
Obsesi tiba-tiba pada penganan manis.
Mengapa saya hidup di dunia ini? Tolong segera kirimkan satu jawaban saja. Pertanyaan tiada henti, kenapa Tuhan iseng banget sih menciptakan manusia, cuma sekedar melengkapi semesta atau apa? Tapi melihat polah tingkah manusia memang menghibur. Tapi kemudian kami hidup dengan kesedihan yang abadi.
Beberapa teman pernah bilang ke saya, “sebaiknya kamu segera cari pacar karena kamu kesepian sehingga terlalu banyak berpikir hal yang tidak-tidak.” Saat itu saya tertawa saja, dan agak heran, darimana munculnya kesan kesepian ini? Mungkin ya, tapi sebenarnya saya juga tidak merasa terganggu, atau terganggu? Entah. Saya menikmati hening. Dan soal pacar, saya bilang, saya menunggu jatuh cinta. Seringkali saya terkecoh pada diri saya, saya terbiasa menye-menye, jadi saya tidak bisa membedakan lagi apakah saya jatuh cinta atau cuma mengada-ada. Lalu mereka berkata lagi, jangan menunggu segera pergi mencari. Nah, soal ini kemudian membikin saya bingung, heh gimana? Dan jika jujur, jujur mujur sampai uzur, saya merasa saya ini memang tidak kompatibel untuk menjadi pasangan siapapun. Saya menuntut terlalu banyak dan terlalu malas untuk berkompromi. Saya menghisap energi terlalu banyak dan saya tahu, sangat melelahkan bersama saya. Saya sendiri saja merasa lelah menghadapi saya. Kalau saja saya bisa membuang diri saya, tapi sayangnya tidak bisa. Menyedihkan? Depresi? Putus asa? Mengasihani diri sendiri? Mencari simpati? Rasanya tidak, mungkin mencari jati diri yang kabur entah ke mana. Saya memang suka menganalisa hal remeh temeh. Itulah mengapa sebaiknya saya tak perlu berpikir hal-hal yang sebaiknya tak usah dipikirkan. Kesepian atau tidak, apa sih? Iya atau tidak? Entah.
Kesedihan yang abadi adalah kebahagiaan yang kekal. Rasa karat itu akan selalu ada di lidah, menganggu, dan menyadarkan bahwa ini adalah kenyataan, bukan mimpi yang terlalu nyata.
Saya sering bermimpi dan sadar bahwa saya bermimpi, sebab rasa karat tak pernah ada di dalam mimpi.
Kenapa komedo saya tetap saja susah dipencet meskipun sudah pakai pinset ajaib. Itu lho, yang iklannya banyak bersliweran di IG dan FB. Susah.
Sekali lagi, kenapa ada kenyataan? Kenapa ada kita di dunia ini dan kenapa kita berpikir? Bagaimana cara kerja otak kita? Di manakah letak perasaan? Menurut saya, perasaan itu di dada kiri, dekat belikat. Ketika saya kenyang oleh nasi padang pakai 2 lauk, dan tambah nasi, minumnya teh tawar hangat yang pekat, belikat terasa terdorong penuh dan lubang di perasaan menghangat, warna-warna terlihat lebih indah. Padahal lambung di sebelah kanan.
Siapa yang menemukan cabe pertama kali dan menyadari bahwa tanaman itu nikmat diolah menjadi sambal.
Hal-hal yang ada di kepala, kadang-kadang perlu keluar, mewujud dalam sebuah posting nggak jelas. Tanpa struktur, tanpa aturan. Tak ada maksud. Absurd.
Cuma biar tidak gila.
Leave a Reply to ndu.t.yke Cancel reply