Perdamaian Timeline

Perang memang bisa terjadi di mana saja, termasuk timeline social media, terutama fesbuk dan twitter. Kalau path masih dengan apdet kurpen,  dan timeline instagram saya isinya masih soal makanan di account ruthwijaya, dan ruthwijayaillustration isinya ilustrasi semua; lha ya wong yang difollow emang itu 😀

Jadi salah berteman dan follow orang di FB dan twitter? Nggak juga. Menunjukkan sebenarnya teman saya sangat variatif… hahahaha… lho ya iya, kubu yang kafir dan non-kafir sama-sama rajin apdet kok.

 

Tidak, saya tidak keberatan sama sekali dengan apdet-apdet kawan-kawan saya ini, wong saya punya pilihan untuk unfollow atau nggak baca link-nya kok… lagipula, itu kan bagian dari kebebasan bersuara dan berpendapat.

Kebebasan bersuara dan berpendapat, untumu! Hahahaha… seringnya sih emang kesel kalau opini yang disampaikan tidak masuk akal saya, lho ini mereka apa sih yang ada di pikirannya? Mikir apa nggak tho?

Namun, saya harus kembali menelan kekesalan, dan Mario teguh pada motto  bahwa, berbeda pendapat itu tidak harus musuhan. Kekesalan itu, sedikit demi sedikit bisa menjadi bukit permusuhan lho…

Maka dari itu, saya mau mengingatkan saja ke semuanya aja… kalau berbeda pendapat, nggak usah ngotot pakai otot, nggak perlu memaksakan juga orang lain harus sama dengan kita. Dan, sebisa mungkin jangan menyebar bibit-bibit provokasi, ya dalam bentuk apapun deh… baik sindir-sindiran atau saling share link berita yang berseberangan dengan judul yang fenomenal, semacam perlu menyampaikan bukti bahwa opininya paling benar, padahal link beritanya juga nggak jelas.  Ya kalau mau menyanggah atau menyampaikan pendapat yang berbeda boleh langsung saja, tapi ingat, nggak perlu pake otot.

Percayalah, bahwa bahasa itu rasa…rasa otot dan rasa diskusi itu bisa dirasakan kok melalui bahawa tulisan. YA KAN?! IYA DONG!!!

 

 

Lho, ya ini hanya saran saja… kalau diterima, ya mari kita kampanyekan perdamaian dunia dimulai dari timeline masing-masing… kalau tidak diterima, ya nggak apa-apa… paling nanti saya kirimin santet. Mending kirim santet apa kirim petrus? #bercandanyaorbabanget

Gini, daripada sibuk menyampaikan perbedaan kita, apa nggak sebaiknya menyampaikan kesamaan kita aja tho…bahwasanya kita, manusia-manusia ini sama-sama dilahirkan dengan kemampuan untuk mencintai. Ihiks… jadi ya mari kita sebarkan saja cinta, supaya yang sudah lupa cara mencintai bisa ingat lagi bahwa cinta kasih itu lebih menyenangkan dibandingkan adu otot.

Aku cinta padamu, lho… suwer!

 

8 responses to “Perdamaian Timeline”

  1. Sekarang SARA dimana2. Adanya debat kosong doang. Nggak ada ilmunya. Pernah masuk grup debat biar dapat ilmu eh ternyata pada akhirnya dapat tong kosong nyaring bunyinya ha ha ha…….

    1. biasanya emang gitu, yang nyaring yang kosong… kadang ya kasian tapi kesel juga… abis gak bisa selow aja tukar pikirannya…

  2. aku sampe detoks FB, gakmau buka FB dulu sampe at least Feb 2017…lelah aku bacanyaaaa T_T

    1. pilkada rasa pilpres, yes? pukpuk….
      kalau aku sekarang sibuk aja posting tentang cinta kasih… bodo deh… hahaha…

  3. iyesss kenapa gak building bridges not walls kakaaaak apalagi malah bakar jembatan yang udah ada hoiiii apa gak lelah hoiiii *mari kita makan lagi Ruuuth*

    1. nah, makanya aku banyak posting lopelopelope melulu di FB, Ndang… bener deh, posting kamu foto apalah gitu menghibur sekali. Aku lebih demen liat gitu aja deh… teruskan! hahaha

  4. Wih masih rame aja ya ternyata. Aku udah uninstall fb, twitter, path yang mobile. Beda tipis ya bok antara diskusi dan provokasi..

    1. masiiiiih dooong…
      iyes… tipis ampe kepleset melulu…. pokoknya, kita ini mesti melulu diingatkan bahwa berbeda pendapat itu gak mesti kudu nyolot, lho….selow men…selow…

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: