Ya Namanya Juga Cinta

Hari Sabtu kemarin, saya ketemu salah satu teman saya yang terabsurd, yang nggak tau kalau ketemu sebenernya kita ngomongin apa sih? Tapi saya selalu menunggu-nunggu pertemuan absurd semacam itu, yang seringkali mengingatkan saya pada hal-hal penting yang saya sudah lupa.
T: “Aku nanti makan di mana ya?”
R: “Restoran?”
T: “Kamu baca path aku kemarin?”
R: “Nggak. Aku sibuk di instagram”
T: “Tau nggak aku kan anniversary sama suamiku”
R: “Lho iya tho?”
T: “Tapi ternyata salah, itu bukan anniversary kami, tapi kantornya dia. Aku juga nggak inget ulang tahunnya suamiku lho”
R: “Untung lho kalian saling cinta”
T: “Eh iya juga ya… untung kami saling cinta”
Lalu saya ingat pada posting Glenn di Linimasa, yang sempat bikin saya tersedu-sedu pada Minggu dinihari. Salahkan hormon dan virus flu. Saya nggak tau, kenapa bisa pada saat yang sama, saya bisa merasakan sedih tapi sekaligus lega. Cinta memang nggak perlu ina ini inu. Ya cinta gitu aja. Kadang nggak perlu label, nggak perlu aturan, nggak perlu sebutan. Ya udah cinta aja.
Posting itu tidak menjawab kebimbangan yang sedang saya rasakan saat itu. Namun mengingatkan saya untuk lebih menerima keadaan, tidak perlu lagi lari, tidak perlu memberi terlalu banyak label dan membuat terlalu banyak aturan untuk menghindari kesalahan di masa lalu, akibatnya saya melakukan kesalahan yang lain. Lalu menyesali diri lagi. Terima saja kalau saya memang tidak bisa berhenti membuat kesalahan. Tidak perlu takut membuat kesalahan.

Ah. Lingkaran setan.

Sudahlah.

Cinta tidak perlu pemikiran, tidak perlu pembahasan, hanya perlu pembuktian. Eh, gimana? Entah. Saya sedang meracau. Otak saya sedang mengeja garis dan titik, berbeli-belit. Tapi saya rindu untuk posting dan bercerita. Jadi ya begini.
Sudahlah, kita kembali pada cinta lagi. Jadi, kalau memang saling cinta yah… ya udah, untung. Untung saling cinta, kalau nggak ya buntung. Kalau buntung, ya berdarah-darah… tapi teteup cinta, kan? Untung saling cinta. Tak saling cinta, buntung. Puntung. Pundung.

Semoga Senin kalian penuh cinta.

3 responses to “Ya Namanya Juga Cinta”

  1. Temen lu agak absurd sih hehehehe….. tanggal anniversary ya maklum deh, tapi ulang tahun? Gua yakin kita punya temen yang tanggal ulang tahunnya kita gak pernah lupa.

    Yaaaa…. mungkin temen emang lebih penting sih dibandingin pasangan hehehehe

    1. itu percakapan paling nyambung kami 😀 😀
      Aku udah bilang, pasang aja di reminder, tapi tiap dia inget mau pasang di reminder, pas lagi entah hapenya di mana… ya udahlah, untung suaminya cinta tanpa perlu istrinya inget ulang tahun 😀 😀

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: