Kupu-kupu Biru terbang melintasi nebula ungu dan awan kelabu hingga tiba di tepi hutan kebijaksanaan. Bunga-bunga gemulai berjajar berjaga di tepi hutan, Kupu-Kupu Biru bertanya, “ooo Bunga, mengapa kalian yang menjadi penjaga? Tidakkah hutan yang agung memiliki tanaman lain yang lebih perkasa untuk menjaganya?”
Bunga-bunga gemulai bernyanyi, “ooo Kupu-Kupu, keperkasaan tak selalu berarti mampu menjadi penjaga dan kami yang kau kira lemah tak mampu menjaga. Kami bisa membuatmu mati dalam sedetik jika kami berikan racun padamu, bukan sari untuk penghilang dahagamu. Ooo Kupu-Kupu… teruslah terbang ke dalam hutan dan temukan kebijaksanaan.”
Kupu-Kupu terus terbang dan bertemu Harimau lapar yang menyeramkan, diam dalam ketekunan, “ooo Harimau Sang Raja, apakah kau sedang diam mengintai mangsamu?”
Harimau menggeram, dan berkata, “aku sedang menunggu mati. Untuk apa aku sabar mengintai mangsaku dan lelah memburunya jika pada akhirnya kita semua memang akan mati? Ooo Kupu-Kupu… teruslah terbang ke dalam hutan dan temukan kebijaksanaan.”
Dengan tergesa, Kupu-Kupu terbang menjauh, terus masuk ke dalam hutan dan bertemu Koi yang berenang dengan riang di dalam kolam lotus, “ooo Koi yang cantik, tidakkah kau bosan melenggak-lenggok sepanjang hari di dalam kolam? Apakah kau tidak ingin berenang di samudera dan melihat dunia?”
Koi terkikik genit dan menyelinap lincah di antara bunga lotus, lalu menjawabnya, “untuk apa aku ingin melihat dunia jika yang kucari semua telah berada di sini? Dan bagaimana aku bisa bosan jika aku berbahagia? Ooo Kupu-Kupu… teruslah terbang ke dalam hutan dan temukan kebijaksanaan.”
Kupu-Kupu meninggalkan Koi, terbang makin jauh dan di sudut hutan yang lain, ia bertemu Merak perkasa yang kecantikannya menyilaukan, hingga membuat sayap Kupu-Kupu ikut bercahaya dengan gemilang, “ooo Merak yang anggun, bagaimana mungkin kejantanan bisa begitu cantik? Apakah kau tak keliru lahir?”
Merak memalingkan kepalanya dengan anggun, “tidakkah kecantikan adalah keperkasaan? Dan untuk apa harus menjadi benar atau salah jika benar dan salah tak selamanya benar dan salah? Ooo Kupu-Kupu… teruslah terbang ke dalam hutan dan temukan kebijaksanaan.”
Merak kemudian mengibaskan ekornya dengan anggun dan cahaya yang membuat sayap Kupu-Kupu gemilang pun sirna.
Kupu-Kupu terus terbang, makin jauh ke dalam hutan yang makin pekat. Lalu tiba-tiba saja setelah gelap yang memikat ia tiba di padang bunga di atas bukit yang terang dan bermandi cahaya, dan bertemu sesamanya, Kupu-Kupu. Dengan girang ia mengepakkan sayapnya mendekat pada mereka yang terbang menuju pelangi, mengatasi awan-awan, “ooo Kupu-kupu yang berwarna-warni… di manakah akan kutemukan kebijaksanaan? Sudahkah kalian menemukannya?”
Sayap Kupu-Kupu berkelepak dengan riuh, “oh… kami bertemu kebijaksanaan sepanjang waktu, dalam setiap pertanyaan, bahkan yang tak memiliki jawaban. Juga saat kami berhenti bertanya. Ooo Kupu-Kupu… teruslah terbang, setiap kepak sayapmu adalah kebijaksanaan, saat berhenti pun kau akan menemukannya, dengarkan saja hembusan angin. Ooo Kupu-kupu… teruslah terbang.”
Dan Kupu-kupu Biru terus terbang.
Ini adalah posting ulang dari posting ini, hampir setahun telah berlalu. Dan Kupu-Kupu terus terbang. Terus terbang. Terus terbang untuk mencari kebijaksanaan
Leave a Reply