Hal-Hal Besar

Akhir-akhir ini, pagi menjadi waktu yang penuh inspirasi buat saya… hahaha… biasanya, ide datang ketika tengah malam, saat menjelang tidur mengevaluasi apa yang terjadi hari itu dan berkhayal, besok akan seperti apa. Tetapi, beberapa waktu terakhir…waktu pasang alis pagi hari, saat saya melihat ke mata saya sendiri, entah mengapa, suara di kepala saya selalu membisikkan ide-ide yang ajaib. Tadi pagi, ia bertanya, “hal apa yang paling kamu inginkan saat ini, Ruth Wijaya?”

 Oh. Apa yang saya paling inginkan saat ini?

Liburan ke ujung dunia? Gadget baru? Sarapan Kupat Tahu? Kopi enak? Baju keren? Lipstick baru? Duit banyak? Sepeda lipat? Sehat? Bahagia? Apa ya… Saya bingung. Ya, saya mau semuanya. Saya mau apa saja yang menyenangkan.

Apa yang PALING saya inginkan saat ini?

Saya teringat satu hal, yang kemudian malah membuat saya menghela nafas. Oh. OH! Yang saya inginkan rasanya menjadi hal yang paling mustahil saat ini. Mendadak saya merasa putus asa, ini kan gak mungkin bangeeet… nanti kalau nggak terkabul gimana? Bagaimana saya harus bangkit dari kekecewaan saya? Eh tapi kita boleh berdoa untuk meminta keajaiban kan? Semacam meminta mujizat. Tak sebesar membelah Laut Merah bagi dunia, tapi saya meminta keajaiban sebesar itu dalam hidup saya. Tapi gimana dong terwujudnya? Kapan? Dengan cara apa? Lalu saya mulai menyusun strategi taktis untuk mewujudkan keinginan yang besar itu sekaligus sinis pada diri sendiri, emang bisa?

Ketika saya sedikit menertawakan diri saya karena menginginkan hal sebesar itu, suara kecil di kepala saya berkata lagi, “besar dan kecil itu tergantung perspektif, kamu menganggap ini besar sekali. Sekarang coba ditelaah, apakah bernafas yang kamu lakukan dengan tanpa sadar, yang dengan mudah kamu dapatkan, termasuk hal yang kecil atau hal yang besar?”

Saya tertampar dua kali. Untung alis saya nggak melengse.

Ya. Betul juga. Saya harus mengambil waktu untuk berdiam dan mengategorikan lagi ukuran besar kecil. Mujizat atau bukan. Mungkin atau tidak.Dan kenapa saya berpikir saya mampu melakukan semuanya sendiri kalau saya masih perlu untuk meminta? Kenapa harus saya pikirkan teknisnya?

Baiklah.

Jika sekarang saya harus meminta hal yang paling saya inginkan, sebaiknya saya minta saja. Kategori masuk mana, baiknya tak usah saya pusingkan karena saya ternyata gak paham kategori.

Dan dengan menyepakati  hal itu dengan suara di kepala saya, sebuah beban terangkat; secara mental, bahwa saya juga tidak perlu memusingkan hasil. Bagaimanapun nanti akhirnya, saya akan baik-baik saja, karena saya hanya perlu meminta dan tidak perlu berpikir soal hasil. Jadi, saya akan baik-baik saja.

Ah ya.

Selamat hari Jum’at. Apa hal yang paling kamu inginkan saat ini?

6 responses to “Hal-Hal Besar”

  1. Pingin nulis artikel yang bisa viral mua ha ha ha……

    1. Amiiin…
      Kalau udah viral, terkenal… jangan lupakan akuuuh…
      Jangan lupa memintanya ya… usaha aja kurang cukup rupanya 😀

  2. pengen bisa nulis tiap hari … kayak bloger lain yg kayaknya kok sempet aja dan ada ide aja. hahaha ….

    1. 😀 😀
      Aku pun maunya begitu, tapi apa daya, tak punya ide seringkali datangnya barengan sama males 😀

  3. Aku ingin bisa nulis tiap hari, bisa jadi inspirator, motivator, berbagi dan bermanfaat buat sesama. Aamiin ..
    Dan juga … ingin terus membaca tulisanmu, Ly … 😀

Leave a Reply to ruthwijaya Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: