Pagi datang dengan tergesa,
Nyata yang datang tiba-tiba memotong mimpi,
Dan aku teringat kamu saat membuka mata,
Ingatan yang membawa nyeri di ulu hati.
Saya salah satu yang percaya bahwa otak mengendalikan apapun pada tubuh dan rasa. Rasa sakit, kadang-kadang tak nyata, itu hanya proyeksi rasa sakit pada pikiran kita. Tetapi, rasa di hati? Dan betulkah nurani, rasa kita sebagai manusia adanya di dada? Karena setiap kali merasa terluka secara mental, seperti misalnya patah hati atau kecewa apapun lah, dada terasa sakit? Ada nyeri yang dingin berjalan di ulu hati, menikam jantung dan membuatnya berdebar-debar.
Komplotan sel-sel, saraf, jaringan dan semua hal yang ada di dalam batok kepala itu; yang dilindungi pakai helm, ya kadang-kadang peci; yang bernama otak, itulah sumber segala kekacauan ini.
Si otak, yang bertanggung jawab atas setiap hal-hal bodoh yang pernah saya lakukan. Ia juga bertanggung jawab untuk terus memacu jantung meski saya sedang tidur. Otak berjaga sepanjang waktu sejak saya lahir sampai nanti mati. Ia yang sebenarnya mengatur saya. Kemudian saya hanya menyerah begitu saja pada ingatan-ingatan yang muncul kapan dia suka. Duh.
Jadi, bagaimana bisa kita mengendalikan ingatan yang adanya di luar area yang bisa kita kendalikan dengan sadar?

Leave a Reply