Enjoy Jakarta

Beberapa hari yang lalu, seorang kawan kurang lebih- bilang gini, “first time I came to Jakarta, I was like… what an awful city. It is so bad with the traffic and chaos. However, the more I get to know Jakarta , I start to love it. I like the contrast that this city offer to us. The people are so nice, with that bad traffic, it is still easy to find people that laughing wholeheartedly

Ah ya…

Saya akhirnya juga menyukai Jakarta. Tahun-tahun awal tinggal di Jakarta, saya menghabiskan waktu untuk mencari jalan supaya saya bisa kembali tinggal di Bandung. Saya berhasil mewujudkan keinginan saya, namun hidup membawa saya kembali ke Jakarta. Kali ini, saya tidak berusaha sekeras dulu untuk kembali ke Bandung. Saya pasrah saja menikmati Jakarta dan segala ketidak teraturannya. Ternyata betul apa kata pepatah, menemukan ketika tidak mencari. Ternyata, kota ini bisa membuat saya jatuh cinta.

Jakarta, di mana barat dan timur bertemu. Carut marut. Tapi dari carut marut itu, malah timbul peluang yang hanya orang yang tinggal di Jakarta yang kepikiran. Sebut saja, tukang bakpao di jalan tol dalam kota pas lagi macet.

Kalau soal makanan, oh… Jakarta jagonya. Mau makanan dari daerah mana saja ada di sini, ya iyalah… penduduk se-Indonesia ngumpul semua di Jakarta. Soal autentik atau tidak, lupakanlah yang teknis itu sejenak… kita anggap, perwakilan daerah makin jauh dari asalnya, maka susuk makin lemah… cukup ada perwakilan. Beberapa minggu yang lalu, saya mengelilingi sebagian Jakarta Timur yang ternyata sangat menjanjikan. Ada kuliner Bali, Toraja, Surabaya, Cirebon… jauh lebih beragam daripada daerah hipster dengan sejuta coffee shop, Jakarta Selatan. Oh, saya sih cinta sama JakSel… level tertinggi dari semua wilayah Jakarta kalau buat saya…hahahaha… Tapi sementara itu, saya juga selalu ngiler kalau ada teman yang update soal kuliner di Jakarta Barat, wilayah sejuta warung bakmi. Belum lagi surga kuliner Medan di daerah Muara Karang dan PIK di Jakarta Utara… keunikan kuliner Pontianak di Kota, Jakarta Pusat, oh… bakmi kepiting… Semua wilayah Jakarta, punya jagoan kuliner dari beragam daerah di Indonesia.

Ah, yaaa… meskipun dengan semua kelebihannya itu, Jakarta tidak serta merta nyaman ditinggali. Ya, kota ini sangat berantakan. Terlebih saat sekarang, saat seluruh sudut kota sedang dipenuhi proyek pembangunan. Mau diapain sih kota ini? Jalan tumpang tindih, tak ada ruang hijau, debu, polusi… tidak layak huni!

Tapi, ada harapan dari semua itu. Diharapkan, jalan tumpang tindih itu memberi akses yang lebih singkat dan jalur yang lebih efisien. Saya bukan ahli tata kota, jadi saya tidak menerima perdebatan soal jalan layang tidak menyelesaikan problema macet, ya. Saya hanya berharap, bahwa akses jalan yang diperpendek, memotong jalur ini dan itu, membuat pengaturan lalu lintas akan lebih efisien dari sebelumnya. Saya setuju bahwa kita sudah terlambat membangun semua ini, seharusnya ini sudah dilakukan puluhan tahun yang lalu, tapi ya… puluhan tahun yang lalu kan sudah lewat, mari fokus pada yang akan datang saja.

Soal macet, menurut saya penyebab terbesar macet sebenarnya lebih kepada perilaku lalu lintas penghuni kota ini. Memang, mobil dan motor banyak, jalanan kurang… tapi seringkali sih saya liat penyebab jalur macet karena mobil / motor nanggung, nggak mau ngalah gantian jalur.  Udahlah, jangan komplen macet kalau mental berkendaranya masih yang ‘halah-nggak-ada-polisi-ini-aman-deh’.

Jadi ya gitu, sebenarnya kita yang paling bertanggung jawab untuk membuat kota ini layak dihuni. Buat saya sekarang, bersepeda ke kantor menjadikan saya lebih bersahabat dengan Jakarta. Memang bukan sesi bersepeda yang nyaman karena penuh debu, asap dan mesti rebutan jalan, tapi masih tertahankan… Masih bisa diakalin kok. Saya sih ngarepnya, tindakan kecil saya dengan sepedaan ini, selain bermanfaat buat saya (jadi kurus, ehem) juga manfaat dikit buat Jakarta. Ayolah… makin banyak yang sepedaan, pasti makin asyik deh…

Selamat (menjelang) ulang tahun, Jakarta… kami berharap banyak padamu, semoga penduduknya makin pintar dan setelah semua pembangunan ini kelar, kamu makin rapih yaa… Amin!

9 responses to “Enjoy Jakarta”

  1. Enjoy Jakarta for me too at least sebulan 🙂

    1. lho, lagi di Jakarta? Meet up!

  2. Hi… halo, senang baca ini karena saya juga ga ngumpat ngumpat kalo jkt macet kan emang udah begitu keadaannya, awal2 datang jkt juga sempat kepikiran pindah ke kota lain atau pulkam saja ternyata saya bisa juga bikin enjoy aja tinggal di jakarta dengan segala carut marutnya.

    Salaam kenal 🙂

    1. haloo… salam kenal juga…
      iya, ngumpat-ngumpat nggak bikin jalanan jadi lancar kan ya… Memang yang benar jalanan jangan macet ya, tapi ya mau gimana lagi… sedang dibangun ini kotanya.
      Selamat menikmati carut marut kota tersayang ya… hahaha

  3. […] kota tersayang ini… kayaknya masih jauh kalau mau disebut smart city, well connected dan developed… pastinya ye… […]

  4. Halo Ruth, salam kenal. Tulisan seperti ini selalu bikin saya pingin komentar: Jakarta is like that bad boy that doesn’t look pretty and argue with us all the time, but I can’t help missing him when I’m away 🙂
    Saya salah sedikit orang Bandung yang pernah hijrah ke Jkt lalu jatuh cinta mati2an sama Jkt.

    1. Haloooo… salam kenal juga 🙂
      Pengandaian Jakarta seperti bad boy, boleh juga nih… hahahaha…
      Jadi, sekarang kangen berat dong yah sama si Jakarta bad boy 😀

      1. Oh, tapi tempatku sekarang bagaikan cowok bad ass, ga cakep-cakep amat tapi menarik, dan selalu ngajak hang-out di tempat2 seru, orang2 seru. Jadi yah ga kangen-kangen bangetlah sama Jakarta 😉

        1. Ah, memang mudah bikin kita jatuh cinta ya… kasih perhatian, kasih yang seru-seru… pasti jatcin juga… *eh, curcol mbak?* hahaha

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: