Jika Saja

Tiba-tiba aku tak bisa bernafas, rindu yang datang seketika menghimpit jantung dan menguras semua oksigen di paru-paru.

Kesedihan menyebarkan racunnya, membuat otak tak lagi berguna.

Dadaku sesak karena kenangan yang memuai memenuhi ruang hati. Kenangan yang juga penuh dengan jika saja dan seandainya.

Seandainya, waktu itu aku tidak pernah berbahagia dan menyimpan kenangan.

Jika saja, kita tidak pernah bertemu.

Jika saja, kamu tidak pernah menenangkan tidurku yang gelisah.

Jika saja.

Jika saja.

Aku tak bisa bernapas.

Jika saja, air mata bisa mengeluarkan racun kesedihan…

Jika saja.

 Hidup pasti akan lebih mudah, sehingga kematian akan datang dalam kesenangan dan sukacita.

Saya menemukan catatan itu di secarik kertas. Entah kapan saya menuliskannya, mungkin saat lagi patah hati terkoyak-koyak deh… pasti… 😆 mungkin saya sedang menyesal. Mungkin saya sedang merana. Saya lupa. Tapi bisa saja saya sedang marah karena apaaaa gitu… Biasanya, kalau baca oret-oretan gini, saya ingat sih… saya lagi ngerasa apa. Cuma sekedar berkhayal atau beneran lagi curhat atau campuran keduanya… kayanya sih campuran keduanya 😆

Ah, tapi apapun itu… apakah ini rasa beneran atau hanya sekedar berkhayal, semoga hidup ini tidak melulu soal ‘jika saja’ dan minim penyesalan.

Selamat hari Senin, selamat menikmati minggu yang diprediksi akan penuh kemacetan 😀

2 responses to “Jika Saja”

  1. bagus tulisannya mbak.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: