Saya dan beberapa teman, membuka tahun kambing ini dengan tekad menikmati sate kambing, setidaknya sebulan sekali. Sate kambing pertama yang kami datangi adalah Dapur Mamih di Melawai. Ternyata, setelah sampai lokasi, kami baru sadar, bahwa ini domba bukan kambing. Ya udahlah ya… gpp, tapi kalau kata teman saya, Bahasa Mandarin-nya kambing dan domba itu sama, yaitu ga. Hoo… okay, sah! 😆
Tempat makan ini baru beberapa bulan buka, dan menurut beberapa teman yang udah duluan ke situ, rasa dan kualitas masakannya sangat direkomendasikan.
Menu yang kami coba adalah Sate Sinereut, Tongseng, Nasi Goreng Domba dan Sate Tegal Polos. Beberapa hari kemudian saya kembali lagi karena ketagihan Nasgor Domba dan mencoba Gulai-nya.
Selain menu yang saya sebutkan, masih ada berbagai menu lainnya di Dapur Mamih, tapi saya belum coba. Jadi, marilah kita membahas satu persatu yang sudah kami cicipin saja malam itu.
Pertama, Sate Sinereut. Apaan sih ini? Binatang apa pula itu sinereut? Ternyata sinereut adalah bagian has dalam atau populernya tenderloin dari binatang berkaki empat. Tentu saja, bagian sinereut ini merupakan bagian paling prima dong, selongsong daging panjang tanpa urat, di mana seluruh kebaikan rasa daging ada di situ. Sate Sinereut ini empuk banget, dipanggang dengan kematangan medium rare, daging Sate Sinereut meleleh di mulut, rasa daging yang juicy berpadu dengan gosongnya kecap yang manis plus tambahan bumbu rendaman yang memperkuat rasa gurih daging, berikan sedikit asam dari perasan jeruk nipis untuk memperkaya rasa. Saya menikmatinya dengan lalapan bawang merah, oh… rasanya makin kompleks. Sayangnya hanya satu, bagian sinereut ini nggak gitu banyak, dari satu domba paling cuma dapet sepuluh tusuk. Jadi, kalau kehabisan yaaa… silahkan datang lagi di kemudian hari.
Lalu ada Nasi Goreng Domba. Pfiuh… saya agak kesulitan menceritakan rasanya, karena saya hanya bisa bilang: ENAK BANGET, SUMPAH! Gini, kebanyakan nasi goreng kambing/domba selalu ada rasa kari, rempah yang kuat dan agak hangat di perut untuk mengimbangi karakter daging yang cenderung bau prengus. Tapi, Nasgor Domba di Dapur Mamih ini nggak gitu. Ini model nasi goreng kampung yang sederhana gitu, dengan rasa kecap yang dominan dan nggak banyak bumbu lain, paling bawang merah bawang putih aja lalu pakai cabe biar pedas sesuai selera. Daging domba yang menjadi campuran nasgor sangat empuk. Bahkan, saya juga menyantap habis lemak-lemak yang menempel di daging, karena sama sekali nggak alot. Tuduhan saya sih, kayaknya si daging domba dimasak terlebih dulu sebelum dijadikan campuran pada nasi goreng. Buat saya, kesederhanaan nasgor ini yang bikin nagih, dalam waktu dua minggu saja saya sudah 3x kembali ke warung ini untuk menikmati sepiring nasgor domba. Oh iya… segitu sukanya 😀
Menu lain yang layak dicoba adalah Sate Tegal Polos. Masih menggunakan daging domba sebagai bahan dasar, sate ini dipanggang tanpa kecap, hanya bumbu rendaman dan disajikan dengan tingkat kematangan medium rare. Berbeda dengan Sate Sinereut yang cenderung manis gurih, Sate Tegal Polos ini dominan rasa gurih. Jangan khawatir, Anda tetap bisa menambahkan kecap jika suka, juga tambahan perasan jeruk nipis. Meskipun bukan bagian has dalam, sate ini tetap empuk. Memang sedikit ada perlawanan dari urat daging, tapi tetap tergolong empuk dan juicy. Keahlian dalam memanggang menjadi koentji kenikmatan menu sate di Dapur Mamih. Soja.
Jika persatean dan nasi goreng di Dapur Mamih sangat sakseis, bagaimana dengan gulai dan tongsengnya? Menurut selera saya, tongsengnya agak kemanisan. Saya akan lebih memilih gulainya yang terasa sedikit pedas dan creamy.
Jadi berapa kali koprol? Tentu saja saya akan bersedia untuk lima koprol bolak-balik Melawai untuk nasgornya.
Restoran Dapur Mamih
Jl. Melawai 13 No. 1
Pasar Kaget Blok M, Jaksel 12160
Telp. (021) 29126556 / 29126580
Leave a Reply