Saya tumbuh besar dengan kepercayaan bahwa saya ber-shio monyet, karena kata Mamah saya begitu. Sebagai orang yang nggak terlalu memperhatikan hal-hal astrologi atau shio-shio an, ya saya ikut saja apa kata Mamah. Dan baru beberapa tahun terakhir ini saya baru mengetahui kalau ternyata saya ini tergolong shio kambing, bukan monyet karena saya lahir sesaat sebelum tahun monyet sah.
Memangnya, penting ya shio apa? Nggak sih. Buat saya nggak penting. Tapi saya ini kan memang selalu senang ikut keriaan. Menjelang tahun baru menurut kalender Lunar ini kan, urusan shio marak lagi. Itung-itungan hoki, dong! Jadi, semenjak tahu kalau saya ini kambing, padahal selama ini saya nggak keberatan jadi monyet; setiap tahun baru imlek, saya pasti baca ramalan untuk dua shio itu… mana yang paling bagus, maka tahun itu saya akan ikuti shio yang paling hoki. Yang bikin KZL kan kalau dua shio itu nggak gitu hoki, mau ngaku shio hoki yang lain kejauhan… Ih! Seharusnya, ada satu lagi binatang yang bernama fleksibel ya… jadi kalau ditanya shio apa, bisa saya jawab, “shio fleksibel”
Nah, menjelang tahun baru ini, saya sudah memutuskan saya mau jadi shio apa. Berhubung tahun mendatang adalah tahun kambing, saya mau jadi kambing aja… jadi saya boleh ngaku, “ini tahun aku loooh… hoki aku bakal segede gunung!” Mohon diamini ya saudara sekalian… Amiiiiin…
Eh, berarti tahun depan saya balik lagi jadi monyet, soalnya abis kambing kan monyet ya… pasti hoki monyet di tahun monyet gede dong yaaa… okesip. 😀
Ah, menungsa… kadang kita cuma perlu ramalan bodoh untuk menenangkan hati kita ya?! Ya udahlah, gpp…
Selamat menjelang tahun baru, ayo siap-siap melakukan ritual yang perlu dilakukan biar hoki gede di tahun kambing mendatang!
Leave a Reply