Hidup & Mati

Sabtu yang lalu, saya nambah umur satu tahun lagi. Ada yang bilang, umur bukan bertambah tapi berkurang. Halah. Mana-mana suka deh. Yang jelas, sebenarnya saya nggak gitu suka ulang tahun – ulang tahunan… kalau bisa, ulang tahunnya diumpetin aja, biar nggak banyak yang tahu. Males aja kalau ketahuan kite udah tua… hahahaha etapi beneran, akhir-akhir ini saya sering banget mikir, iya ya… kalau dilihat umur ekke, rasanya saya udah tuwek banget… udah nggak pantes pecicilan haha-hihi macem anak umur 20an… trus harusnya juga udah tenang, dewasa, penuh pencerahan… dan mulut ini sebaiknya bijak serta santun dalam bertutur kata.  Tapi ya sebentar aja ingetnya, lima menit kemudian…pecicilan lagi.

Ulang tahun kali ini, pikiran saya sangat dipenuhi oleh perkara kematian. Sungguh gelisah memikirkan mati. Burried six feet under; way down deep where shadows are heavy, in these four walls my thoughts seems to wander. Pemikiran soal mati memang baiknya selalu diingat sepanjang masa sih ya, nggak pas ulang tahun aja, biar kita ingat kalau dalam hidup ini yang paling pasti itu cuma mati. Nyawa kita ini tipis banget, bersin aja bisa putus.

Mati selalu menimbulkan rasa ngeri karena masih misteri, iya toh… tapi, saya kemudian mikir lagi, hidup kan ya juga misteri, kita nggak tau apa yang akan terjadi besok, tapi rasanya hidup besok tak sengeri kalau mati besok. Lalu, pikiran saya berjalan lagi dan mulai bisa mengartikulasikan ketakutan, bahwa yang menakutkan buat saya adalah saat mati saya meninggalkan banyak hal yang belum selesai. Pertanyaan yang belum terjawab, sakit hati yang belum sembuh, air mata yang belum kering, kata perpisahan yang belum diucapkkan… tagihan yang belum lunas dibayar, juga kamar yang belum diberesin. Namun kemudian, hal itu ditindih oleh pikiran lain, lho mungkin saja mati adalah penyelesaian. Menjawab pertanyaan yang belum terjawab soal hidup, menyembuhkan sakit hati karena mati tak merasa sakit seperti saat hidup… Ah, tidak… saya tidak sedang depresi atau sedang punya kecenderungan suicidal. Saya hanya ingin menyiapkan kematian tanpa ngeri, juga tanpa sakit kalau bisa.

Pasrah. Mungkin itu. Pasrah dan bersyukur. Pasrah bahwa mati juga hidup adalah misteri, penuh teka-teki. Jadi apapun yang terjadi ya jalani saja, toh kesulitan, tangis juga duka pasti akan dilewati silih berganti dengan tawa bahagia juga kesenangan. Bersyukur bahwa dalam hidup yang singkat bisa mengalami semua itu, dan bersyukur bahwa mati adalah pemenuhan dari hidup yang sudah dijalani.

Aduh, posting apa sih ini? Entah, otak saya sedang berada pada frekwensi yang tidak tepat. Melompat-lompat tanpa arah. Maafkan.

8 responses to “Hidup & Mati”

  1. selamat ulang taun fellow aquarian 😀
    tentang kematian? kalo aku malah kepikiran, will i be missed? will i be remembered? hahahaha, tetep ya pengen eksis 😀

    1. 😀 saling ngucapin ultah deh… hahahaha
      iya, itu juga… itu dasar kenapa aku mau ada kata-kata perpisahan, biar diinget terus… 😛

  2. wah, selamat ulang tahun ya
    smoha hidupnya makin keren

    1. Terimakasih… hidup keren 2015!

  3. […] Ah, setahun telah berlalu dari saat itu. […]

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: