Bisakah kita menelan rindu dan kemudian melupakannya? Seperti menelan obat pahit, rasa yang ingin kau lupakan. Rasa pahit yang membuatmu ingin segera lupa pada demam asmara yang membuat panas dingin. Makan tak enak, tidur tak nyenyak… dalam mimpi pun merasakan sakit yang sama.
Bisakah kita menelan rindu seperti menelan obat pahit yang membuat sakit segera pergi meninggalkan raga?
Aku tak bisa menelan rindu. Ia telah menelanku dalam kegelapan yang dingin. Membuatku sesak karena tak melihat cahaya. Membuatku terhimpit dalam sepi yang riuh. Rindu telah menelanku dengan rakus.
Dulu, rindu memberi inspirasi. Membuat semua rasa menjadi lebih tajam dan jelas. Menjadi magnet bagi kata-kata, juga cinta. Dulu, rindu tak berbahaya. Tetapi rupanya, memelihara rindu seperti memelihara monster, yang punya bentuk menyenangkan juga lucu ketika sedang kanak-kanak, tapi akan memangsamu dengan kejam ketika ia bertambah besar. Dan kau membiarkannya menguasaimu karena kau menyukainya. Ya, aku terlanjur suka pada rindu, yang telah membuat semua rasa menjadi lebih tajam. Tapi, aku tak bisa mengendalikan monsterku.
Aku tak bisa menelan rindu, meskipun ingin menelannya seperti obat pahit yang menyembuhkan semua demam asmara ini.
Leave a Reply