Lebaran nggak cuma baju kita aja yang baru, tapi Presiden baru juga sudah ada, tinggal menunggu dilantik! HO-to-the-RE… HORE!
Seperti yang saya bilang sebelumnya, inilah pertama kalinya saya ikut aktif dalam pemilu. Dengan kerelaan dan semangat penuh bergabung untuk mengkampanyekan secara terbuka calon yang saya percayai, juga mengajak semua orang untuk tidak golput, mari memilih mari menentukan masa depan kita sendiri.
Saya perhatikan, banyak juga kawan-kawan yang seperti saya. Yang baru kali ini juga, secara rela bahkan ikut turun ke jalan untuk mendukung salah satu pilihannya. Dengan giat mensosialisasikan program dari capres yang didukung. Kami, yang selama ini apatis… yang cuma mementingkan diri sendiri, sibuk cari duit sendiri dan menganggap politik itu area kotor yang sebaiknya tak dijadikan tempat bermain, mendadak saja, bersuka ria ikut dalam gemuruh pemilihan presiden.
Partisipasi ini didasari banyak alasan. Alasan saya, sudah pernah saya ceritakan di posting ini. Kawan dekat saya, punya alasan yang lain. Seorang Bapak Supir Taksi, yang pernah saya tanyai, mengapa ikut memilih, mengatakan, “saya ingin kampung saya juga dibangun maju, pembangunan merata sampai ke pelosok-pelosok.”
Berjuta rakyat, berjuta alasan. Lalu berjuta rakyat ini turun untuk mendukung pilihannya, menjadikannya pemimpin bangsa ini, dengan satu harapan, untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
Seluruh proses di PILPRES kali ini, memberikan saya banyak pelajaran. Tidak hanya jadi mengamati komunikasi politik, namun juga belajar untuk mengenal kawan-kawan saya, baik yang kenal secara pribadi dan berinteraksi secara nyata, namun juga teman yang hanya kenal di dunia maya. Saya tidak berhenti terkaget-kaget dengan pernyataan / opini kawan-kawan, terutama yang tidak masuk ke logika saya. Berkali-kali pula saya habis kesabaran dan kecewa karena kok ya kebangetan sih ini; sambil pengen banget bilang, ayo kawan, pakai logika dan otakmu… jangan bodoh deeeh… Tapi kemudian saya sering menutup mulut, dan itu adalah pelajaran lain untuk saya, menahan diri. Urusan menahan diri, saya tak selalu lulus ujian 😀 tapi paling gak, ketika saya melihat ke belakang, membaca ulang semua timeline saya yang tercatat di sosial media, tidak ada yang saya sesalkan. Jika waktu diulang, mungkin saya akan tetap melakukan hal yang sama.
Pelajaran lain yang saya dapat, dan bikin hati saya hangat adalah: KEKUATAN RAKYAT MENANG! Sungguh, kita bisa menjadikan negara ini apa saja, mau semaju apa; jika kita mau bergerak bersama. Lihatlah, bagaimana kita menghadang celah untuk curang dari semua pihak dengan system yang terbuka, supaya bisa diawasi langsung oleh rakyat. Luar biasa ya… saya sering berkaca-kaca membaca komentar dan melihat foto dari relawan, kami mencintai Indonesia. Kita mencintai negeri ini.
Ini juga pelajaran untuk para elit politik negeri ini, hati-hati kalian… jangan macam-macam dengan amanah jutaan rakyat ya… rakyat kalian ini pintar-pintar, dan kami mengawasi kalian.
Selamat kepada presiden pilihan rakyat, ingat ya Pak, Anda berhutang kepada rakyat Indonesia! Selamat bekerja, kami mendukung sekaligus mengawasi Anda.
Leave a Reply