Sama dengan menjadi bahagia, rasanya menjadi orang yang baik adalah tujuan semua mahluk hidup. Sementara, kebaikan itu tidak pernah mutlak. Baik untuk saya, belum tentu baik untuk orang lain. Baik, tidak pernah mutlak. Begitu pun dengan jahat, tidak pernah mutlak. Meskipun demikian, semoa orang berlomba-lomba menjadi orang baik.
Tentu saja tidak ada yang salah dengan perlombaan kebaikan, bahkan saya juga termasuk dalam rombongan yang kompetitif soal kebaikan.
Masalahnya, baik untuk siapa? Untuk apa? Apa kriterianya?
Ketika meninggalkan hidup yang cuma sekali ini, saya ingin dikenang sebagai orang baik. Jika ada yang akan mengenang saya. Mungkin itu salah satu sebab, untuk apa saya ingin menjadi orang baik.
Lalu kriteria baik? Ini yang sulit dirumuskan. Bahkan seorang pembunuh juga punya kebaikan versinya sendiri. Nggak menyakiti orang dengan kata-kata? Ah, itu terlalu klise dan mudah bias. Tidak bisa dijadikan tolok ukur. Nggak ngomongin orang di belakang? Hellooo… siapa yang nggak ngomongin orang? Bergosip soal selebritis dengan bergosip soal teman, ya sama aja levelnya, gosip. Lo sakit hati karena dibilang bodoh sama orang, tapi lo bisa maki-maki Syahrince seolah-olah dia pernah nampar elo? Sama aja deh, kawan. Kalo itu jadi ukuran baik, rasanya seluruh dunia ini jahat semua.
Suka beramal? Ramah tamah? Dll, dsb, dst.
Itu kan contoh-contoh perbuatan nyata ya, bagaimana kita tau dia betul-betul baik di hatinya? Perbuatan direfleksikan oleh hatinya, kalau suka berbuat baik maka hatinya baik. Yakin yaaaa…
Dan mengapa penting sekali menjadi orang baik? Diakui dunia menjadi orang baik. Ya itu tadi ya, dikenang sebagai orang baik.
Ah, tiba-tiba saja, saya merasa patah arang dengan diri saya. Susah membayangkan orang akan mengenang saya sebagai orang baik. Sebab tujuan baik saya hanya untuk diri saya sendiri, dan kriteria baik saya berbeda dengan orang lain. Kebaikan saya tidak berbusa-busa memenuhi dunia dengan keharuman detergen yang mampu menghilangkan semua noda jahat.
Mungkin, tak harus diakui dunia sebagai orang baik. Tak harus juga berbuat baik pada dunia. Baik kepada diri sendiri saja sudah cukup. Baik yang tak berisik dan tak repot harus mendapatkan label baik.
Ya, semoga 2014 menjadi kebaikan bagi diri kita, tak apa tak berbusa-busa, kebaikan yang jernih dan hanya untuk diri sendiri pun cukup. Amin.
Selamat datang, tahun baru!
Leave a Reply