Mengutip kata-kata mutiara dari salah seorang teman saya, “betapa mudahnya hidup ini kalau umat manusia di muka bumi ini golongannya cuma 12, sesuai zodiak bintang aja”
Ya bener juga sih, saya susah percaya manusia plek ketiplek sifatnya kayak zodiaknya. Pasti dipengaruhi shio, unsur bumi dan lain-lain… eh, itu mah sama aja dah! 😆
Saya sih bukan penganut zodiak atau shio atau apalah, soalnya saya nggak apal juga, bintang ini bulan apa… saya hanya apal, saya bintangnya Aquarius. Sebelum Aquarius itu Capicorn, nah…sesudah Aquarius, saya juga gak apal. Shio juga gitu, saya galau, ikut shio monyet apa shio kambing, soalnya saya lahir di pergantian tahun dan nggak jelas, masuk yang mana. Ya daripada pusing, kalau ramalan shio monyet bagus, saya ikut itu aja, kalau jelek… ya saya ganti shio kambing. Kalau dua-duanya jelek, saya ikut ramalan bintang aja. Kalau semuanya jelek… ya saya serahkan nasib kepada Yang Maha Kuasa.
Saya malah lebih percaya bahwa manusia itu bisa dikategorikan dari cara makannya, karena cara makan itu kan kebiasaan, sedikit banyak ketauan deh karakternya gimana. Misalnya nih gini:
- Kalau orang makannya rapih dan cepat, kemungkinan dia kerjanya juga rapih dan cekatan. Cak cek kalau kata orang Jawa.
- Sebaliknya, makannya laamaaaaa banget, kemungkinan dia kerjanya lambat. Ya kalau punya pegawai seperti itu, sabar-sabar aja.
- Kalau makannya dicungkrak-cungkrik, nggak beraturan. Kemungkinan besar orangnya lingkrik dan susah ladenannya.
- Makannya sambil main henpon, mungkin ni bukan tipe yang mudah fokus.
- Makannya cepat tapi berantakan, kemungkinan slordoh, kerjanya ceroboh.
- Kalau makannya asal makan, ngahuleng bengong kayak trance gitu, ih anaknya pasti gak asik dah, nggak jelas gitu maunya apa. Nggak ada semangat hidup gitu.
- Makannya konsentrasi penuh, dan cepat, nah klo yang ini pasti dia lagi laper.
- Dll, dst…
Trus, sesuaikah teori cara makan itu dengan sifat manusia? Nggak juga 😆 sering kok, saya salah. Ada yang makannya lelet, etapi pas kerja ya cepet juga… ternyata dia menganut paham kunyah 32 kali. Perfeksionis abis. Hihihi… Ya meskipun nggak 100% cocok, saya cenderung menilai orang saat makan bersama. Sok tau maksimal gitu deh. Kalau sudah menilai dan mengelompokkan manusia gitu, trus… apa? Fungsinya apa? Ya nggak apa-apa. Nggak berfungsi apa-apa juga… kalau nggak menganalisa, nggak puas aje hidupnya 😆
Eeee…. sek-sek… sebenernya tadi saya mau cerita apa sih? Mendadak ilang gitu lho… padahal saya makannya nggak sambil main henpon, saya tipe cepat dan konsentrasi. Selalu. Hahahaha
Udah ah, nanti kalau inget lagi maksudnya apa, saya tambahin dah…
Leave a Reply