Halah.
Semacam perang. Perang melawan kebathilan. Kebathilan dunia lajang 😆
Yup, lagi-lagi soal ‘kapan kawin?’ dari semua kawan-kawan saya, tinggal saya seoranglah yang memang belum kawin. Sedih? Nggak. Pengen kawin? Kadang iya pengen, kadang nggak. Oleh sebab itu, kalau ditanya kok nggak sedih belum kawin-kawin juga, ya karena kadang kita pengen kadang nggak.
Nggak sebel apa ditanyain mulu kapan kawin? Dulu iya, sebel. Terutama kalau disangkut-sangkutin sama kalimat, ‘ayo cepat kawin, ingat masa depan’ atau ‘nunggu apa lagi? Jangan mikir karir terus’. Ih, saya punya sederet jawaban pedas untuk menangkis semua pertanyaan yang saya anggap nggak penting itu.
Lucunya, sekarang saya nggak sebel lho klo ditanyain kapan kawin. Saya malah menganggapnya sebagai hiburan karena melihat ekspresi orang-orang yang mendengar jawaban saya. Seru-seru bok. Ada yang salah tingkah, ada yang sebel… ya bukan salah siapa-siapa sih kalau situ sebel, bukan saya yang menjawab asal, bukan juga salah Anda kalau nggak kreatif, nanya kok kapan kawin mulu… yang lain dong ah.
Yang susah, kalau yang nanya kawin ini golongan orang-orang tua, ya yang umurnya se -nyokap kita deh. Ih kita kan masih sopan ya anaknya… mau jawab seadanya, takut kurangajar… mau dijawab basa-basi, ujung-ujungnya suka panjang bok.
Belum lagi, orang-orang tua ini, merasa mentang-mentang sudah tua, langsung lebih tau segalanya dan boleh ngomong apa aja. Suatu ketika, ibu teman saya, berkomentar gini, “kok kamu belum kawin? Kok nggak laku-laku sih?” Kaget juga saya, dikira barang apa pake laku ato nggak? Untung saat itu saya pergi bareng si mamah, dia dong yang jawab, “anakku emang nggak dijual kok, anakmu emangnya kamu jual, jadi dia udah laku?”
Hokeh. Like mother like daughter ye…
Tapi abis itu, gantian deh… si mamah ngengeng nyuruh saya kawin.
Kesimpulannya? Ya yang sabar-sabar aja ya kalian nungguin saya kawin, sampai saat itu tiba, akan ada banyak posting mengenai pertanyaan ‘kapan kawin’. 😆
Leave a Reply