Makanan Sehat VS Makanan Enak

Jadi, sudah sampai mana diet-nya? Sudah kurus? Sudah seksi? Sudah kece? 😆 atau bahkan dietnya udah kelar, nggak diterusin lagi?! Hehehehe nggak kok, masih bertahan diet dengan senang hati. Ya dibayang-bayangin aja bentar lagi ukuran mengecil. Amiiiin….

Saya sebenarnya agak-agak gengsi kalau menyebut diet, ya gitu deh… kemakan omongan sendiri, kadung apriori kalau menyebut diet. Hahaha… padahal ya nggak ada yang salah sama diet juga sih, gengsi aje 😛

Selama beberapa saat ini menjaga pola makan, saya jadi belajar banyak hal juga. Yang paling perlu saya ubah adalah persepsi saya, bahwa diet harus tersiksa. Repot iya, tapi ternyata saya tidak tersiksa. Saya hanya perlu mengubah menu dan bahan makanan saja. Rasa tidak termasuk kategori enak banget atau pun nggak enak. Biasa saja. Tentu saja, lemak dan semacamnya memang jauh lebih nikmat, tapi rupanya diet a la suka-suka ini juga tidak melarang lemak, saya masih boleh memuaskan nafsu saya pada lemak-lemak yang nikmat. Dan karena saya tidak punya pe er untuk menurunkan kadar gula, atau nambah tekanan darah, atau menormalkan asam urat dan semacamnya, plus tambahan saya belum berniat membentuk badan dengan serius, target saya cuma nurunin berat badan, memang nyantai banget targetnya, maka sebenernya makan secukupnya aja cukup *halah*. Masalahnya, makan secukupnya itu yang susah, ya kan.

Ya balik lagi, akhirnya saya sendiri yang kecentilan nggak usah makan gorengan, jangan makan lemak yang enak, supaya saya makan biasa aja, gak pake nambah.

Trus ujung-ujungnya jadi masak sendiri. Awal-awal, saya menyiksa lidah saya dengan sayur kukus, tanpa garam – lada dan bumbu sederhana lainnya. Ini kategorinya nggak enak sama sekali. Bayangin, brokoli + wortel + buncis dikukus doang gitu, trus proteinnya tahu & tempe kukus. Blah. Untungnya, saya punya teman-teman yang kreatip plus suka googling, dan setelah tanya-tanya ke mereka, ya dipikir-pikir… ngapain gue nyiksa diri yak 😆

Salmon Teriyaki, Tumis Baby Kailan, Tumis Toge.

Sekarang, saya mengandalkan tumis menumis dan panggang memanggang, goreng menggoreng belum saya coba, bisa juga sih tapi belum coba. Tentu setelah lepas dari sayur kukus, rasa makanan yg lebih variatif ini jauh lebih nikmat untuk lidah saya. Btw, sejak awal, badan saya nggak pernah protes, perut saya juga nggak kelaparan, cuma lidah dan nafsu yang tersiksa.

Sungguh, ternyata makanan (yang semoga) sehat itu, rupanya ada juga yang enak. Cuma selama ini, nggak tahu aja gimana bikinnya.

Ikan Gindara Kukus lalu dipanggang sebentar, Tumis Wortel, Toge & Buncis

Semoga, dengan pengetahuan yang bertambah, menu makanan saya juga makin bervariasi dan target saya untuk kurus kece cepat tercapai. Amin.

2 responses to “Makanan Sehat VS Makanan Enak”

  1. cemungudh yo jeung!
    doaken aku bs segera menyusul dirimu dalam hal ‘berusaha mengatur pola makan’.
    masih betah gendut, kayaknya gw 😆

    1. cemungudh!
      semoga segera bergabung dengan jamaah makan sehat & enak.. seandainya aja ya ada cara yg gak usah olah raga & gak usah jaga makan tapi tetep kurus kece… 😆

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: