Libur Jum’at Agung – Paskah kemarin, saya pulang kampung dooong… Dan seperti biasa, kalau pulang kampung yang dikejar ya makanan khas kampung halaman. Biasanya sih, nyokap bakal masakin rawon, tapi berhubung yang di meri lagi sok-sok food combining, yang nggak makan carbo campur protein hewani, jadilah… tiap hari saya minta dimasakin sayur asem doang… 😆
Untungnya, makanan kampung halaman ekke kebanyakan ya mendukung food combining versi suka-suka gue ini.

Ini ya isinya cuma lontong sama tahu goreng, disiram sambel kacang kecap trus dikasih taburan toge pendek yg mentah + daun seledri & kucai + bawang goreng + kacang goreng. Istimewanya apa? Emh… percayalah, tahu + cabe + kecap itu padanan paten, tak pernah salah. Nah, itu ditambah gurihnya kacang, lontong yang empuk dan beraroma daun pisang, trus manis toge yang renyah ditambah rasa dari daun seledri kucai… SEDAP. Sederhana banget, nggak ada istimiwirnya, tapi ya ngangenin banget. Trus bakul tahu lontong langganan saya itu di tengah pasar, goreng tahunya masih pakai tungku arang gitu… tempatnya panas, ndeso… tapi ya itulah serunya. Dijamin, sekali mencoba pasti pengen lagi.

*telen ludah dulu*
Ini total support untuk food combining, isinya cuma nasi sama sayur-sayuran, tambahan lauk optional ada tempe & tahu goreng, telor ceplok. Masalahnya, saya nggak cukup makan sepiring.
Jadi gini, kampung saya, Nganjuk tercinta, itu punya banyaaaaak banget penjual Nasi Pecel dengan berbagai gagrak *tsaah*. Ada yang bumbu pecelnya manis dan lekoh kacangnya, ada yang pedes dan kuat bau jeruk purutnya, ada yang asin pedes. Nah, dari sayuran rebusnya pun bisa dikategorikan, ada yang sayurannya normal-normal aja: bayem, kacang panjang, kangkung dan toge. Agak ndeso dikit, pakai rebung dan kembang turi. Nah, Sego Pecel Bledhek favorit saya ini, sayurannya: toge, rebung, daun pepaya, daun singkong, daun kenikir, bunga turi, kemangi, pete cina, kadang ada daun sengon, semacam daun melinjo gitu. Rasa sambel, dominan asin dan pedes, trus cabenya masih agak kasar gitu. Kemudian semua ini dipadukan dengan rempeyek yang agak keras dan asin, kalau dimakan sendiri, peyeknya ya biasa aja, tapi kalau dijadikan lauk Sego Pecel Bledhek, rempeyek ini malah memperkaya citarasa sambel + plus sayuran… semua ini disajikan di piring daun, biasa kami sebut pincuk. Sejauh ini, Sego Pecel Bledhek adalah kasta tertinggi dari segala persegopecelan menurut selera saya.
Ya ampuuun… baru juga balik dari kampung halaman, saya udah kangen pengen makan sego pecel lagiii…
Selain makanan-makanan wajib itu, setiap pulang kampung, saya juga selalu ‘menuntut’ si mamah untuk bikinin jamu Macan Kerah.

Jamu ini dibikin dari bunga-bungaan; ada mawar, bunga kantil, bunga kenanga, daun pandan, angmpo, beras kencur, dan kunyit semua ini diblender dengan air kelapa trus diberi peresan jeruk nipis. Khasiatnya? Kata nyokap sih bisa membuat rahim subur (yang mana sebenernya gue belum perlu 😆 ) lalu bisa bikin bau badan rada sedepan, dan yang paling hits…kata nyokap ini bisa bikin wajah seminar… hahahaha maksud dese bersinar kali ya. Entah betul atau tidak itu khasiat, saya sih suka rasanya. Seger, manis, asem, dan wangi. Dan saya lebih suka nggak pakai kunyit, beras kencur & angmpo, lebih enak.
Begitulah highlight liburan pulang kampung kali ini. Kesimpulannya, ya biar food combining kalo makan nambah ampe 3x ya teteup aja nggak kurus.
Leave a Reply