Film ini dibuat berdasarkan novel Life of Pi yang dikarang oleh Yann Martel. Setelah bertahun-tahun, saya belum sempat aja baca bukunya… mungkin setelah ini saya akan baca. Biasa deh, film keluar buku jadi laku lagi… hahaha.
Filmnya sendiri, bagaimana? BAGUS! Ih, saya memang penganut aliran Pak Tino Sidin ya… apa-apa dibilang bagus, tapi ya film ini memang bagus. Acung 5 jempol (4 jempol ekke, 1 jempol minjem tetangga) untuk sutradara film ini, ncek Ang Lee. Film ini sangat cantik. Gambar-gambarnya indah, kemudian ceritanya juga bagus. Mungkin ada banyak adegan di buku yang tidak tertangkap oleh kamera, wajarlah hai…buku memberikan banyak ruang untuk imajinasi dan visualisasi di film seringkali tidak memuaskan pembaca. Tapi untunglah, saya belum membaca bukunya, jadi saya tidak punya ekspetasi apa-apa terhadap film ini.
Film ini berkisah tentang petualangan Pi Patel yang selamat dari kapal karam dan hidup di lautan selama ratusan hari dengan seekor harimau Bengali. Ya tentu saja, mereka berbagi sekoci, nggak berenang-renang gitu sih. Lha kok tiba-tiba bisa ada macan barengan sama Pi di tengah laut? Ya mending nonton filmnya deh… etapi kalau baca bukunya juga tahu ya…
Ada banyak adegan-adegan yang bikin #jleb deh. Seperti ketika Pi menceritakan soal perjalanan spiritualnya, bagaimana ia bertemu Tuhan-Tuhannya. Ada Khrisna, Tuhan pertama yang dikenalnya, kemudian Whisnu. Lalu setelah Whisnu dia bertemu Yesus. Setelah Yesus, dia diperkenalkan lagi kepada Allah. Pi remaja, memutuskan untuk beriman pada Tuhan-Tuhan itu. Di salah satu adegan, Pi berkata, “thank you Whisnu for introducing me to Jesus Christ” penuh humor, tapi jleb banget. Dan tentu saja mengingatkan saya pada Muhammad Yesus Surapati. Jadi, dulu waktu saya baca pengumuman penerimaan mahasiswa FSRD ITB (yang saya nggak diterima ituh *lho curcol*), ada yang diterima namanya MYS itu… saya nggak kenal sih, tapi ya jadi inget banget sama nama itu. Trus apa si MYS ikut di film ini kok dibahas? Yaaah cong, nama pun demen ngelantur yaaa…
Ada banyak kalimat-kalimat bagus juga di film ini, cucok banget buat update status di facebook 😆 misal ni: all of life is an act of letting go but what hurts the most is not taking a moment to say goodbye. Yaoli… ekke langsung teringat semua pdkt-an yang tidak sempat di-say goodbye-in *lho?!*
Tadi saya udah bilang kan, gambarnya indah-indah?! Ya pantes ya boook… lha ternyata proses bikin film ini 4 tahun aja, seperti yang diungkapkan oleh Ang Lee dalam salah satu wawancaranya. Embuh, berapa lama syuting berapa lama pra-produksi dan berapa lama pasca produksi, pokoknya segitu lama deh. Ya nggak heran, karena sebagian besar binatang di film ini adalah hasil animasi 3D gitu deh. Ratusan seniman animasi terlibat untuk menghidupkan karakter si Richard Parker, sang macan. Bayang pun, kata si kepala animatornya, ada jutaan bulu yang di badan si macan mesti dibikin satu-satu supaya terlihat natural. Ya iya sih. Ya pantes, filmnya indah… ya pantes, kita terbengong-bengong, kok bisa syuting sama macan?!
Kalau kelar nonton film, baru deh ntar nonton behind the scene-nya di channel youtube ini, biar kagum dulu sama makanan yang tersaji, baru deh abis itu lihat dapur…
Jenius tenan ini Ang Lee. Trus aktor Suraj Sharma yang berperan sebagai Pi di tengah lautan ituh, ternyata aktor tak berpengalaman bok… tapi hebat deh, bisaan dia.
Jadi ya gitu deh, saya puas banget nonton film ini. Dan marilah kita simak, cuplikan dari film indang, monggooo…
Leave a Reply