Ruth Wijaya

Persahabataaaan bagai keeepompoooong *nyanyi*

Saya lagi ngikutin serial Korea Gentleman’s Dignity sekarang lagi penapsaran banget! Mana sinetronnya ini masih belum kelar pulak, jadi ada kerjaan dah nunggu sinetron.

Lha trus apa hubungannya persahabatan yang bagai kepompong dengan sinetron Korea? Jadi gini, sinetron ini ceritanya tentang empat orang pria yang sudah bersahabat sejak mereka SMA sampai sekarang mereka berusia 40an. Ya tentu saja fokus utama ceritanya pada kisah cinta salah satu tokoh plus kembangan dari beberapa tokoh lain.

Yang bikin seru, setiap awal episode, diceritakan masa lalu mereka. Gimana dulu mereka di sekolah, trus ketemu cinta pertama, trus mengalami pasang surut hidup *tsaaah*. Waktu berlalu, cinta datang dan pergi tapi mereka tetap bersahabat dan saling mendukung satu dengan yang lainnya. Mereka seperti saling mempercayakan nyawa satu dengan yang lain, saking akrabnya.

Saya jadi menye-menye. Mengingat teman-teman lama saya dan berusaha mencari siapa saja sahabat saya. Ya ternyata, saya belum punya model sahabat yang bisa dititipin nyawa. Lha ya gimana, emang kawan baik saya mau saya titipin nyawa? 😆

Mengingat masa sekolah di kampung halaman dulu, rasa-rasanya…kawan akrab saya ya sebatas yang kalau upacara kita berbaris berbarengan deh… trus kawan yang saya titipi cerita soal kecengan… ya gitu doang sih… Kemudian kesibukan memisahkan kami *tsaaah*. Saya bahkan sempat kehilangan kontak dengan kawan-kawan lama saya, ya akibat saya juga modelan yang asyik sendiri juga sih… Syukurlah, ada FB… kami bertemu lagi. Tetapi ya gitu, karena sudah berpisah lama, kadang suka salting sendiri, mau ngobrolin apa? Kebanyakan yang perlu diceritakan.

Mungkin, yang paling mendekati model kawan yang bisa dititipin nyawa adalah kawan-kawan saya waktu saya merantau di Bandung. Mengingat masa-masa ngekos di Jl. Jurang… Saya masih senyum-senyum sendiri mengingatnya. Ada yang jatuh cinta, ada yang patah hati, ada yang sibuk menyelesaikan kuliah… Bagaimana kami bersatu padu *halah* membasmi kejahatan yang sempat mampir di rumah kos kami… Kemudian kehilangan salah satu kawan, ia telah berpulang duluan 😦
Kami betul-betul disatukan oleh waktu; waiting tresyen saking pakulinten – witing tresno jalaran soko kulino berlaku di sini. Kami saling menemukan secara tidak sengaja dan terkondisikan untuk saling menguatkan. Meskipun kami sudah berpisah dan masing-masing punya kesibukannya masing-masing, saya tetap merasa kami dekat. Mungkin saya harus berhenti asyik sendiri supaya kami bisa intens berkomunikasi. Tapi ya gitu, hari ini ingat mau kontak, besok udah lupa lagi maaf teman, kalian tau lah… saya memang agak kebo…

Tapi, kadang persahabatan tidak memerlukan waktu lama. Sama halnya seperti jenis menungsa KETEK, terkadang saya langsung bisa merasa dekat dengan seseorang meskipun baru sebentar berkenalan. Ya cocok aja. Kami punya bahasa yang sama, tingkat jahara yang sama 😆 meskipun belum tentu kami bisa saling menitipkan nyawa, ya menurut ngana? Emang ekke kucing, punya 9 nyawa jadi gampang nitipin ke orang.

Teman yang seperti dijatuhkan dari langit *krik krik krik*, yang bisa membuat saya tertawa tengah malam karena membaca curhatan dia *lha* atau teman yang pertama kali saya hubungi ketika ada gosip penting yang hendak disampaikan 😆 ini adalah teman-teman yang tertawa bersama saya ketika saya berbuat kebodohan. Lho, kok malah diketawain? Lha ya gimana… ya kadang saya sendiri juga sering ngetawain diri sendiri kok… daripada ketawa sendiri ya mending ada temennya dong… Teman yang paham banget kalau saya udah marah-marah melulu langsung dijejeli makanan biar adem lagi 😆 Dan yang terpenting, teman-teman yang bertumbuh bersama saya, membuat saya menjadi lebih baik dan melihat kesalahan saya. Teman yang menjadi cermin untuk saya.

Iiiiih…. kok makin menye-menye siiih… Ya gitu deh…

Inti posting ini? Yaaaaa coba deh, kalian nonton itu sinetron Korea itu… lucu bangetlah… *nyari temen yg bisa diracuni* 😆

PS. Saya nontonnya di sini