Beberapa hari ini, perasaan saya teu pararuguh, galau tak menentu.
Betapa rapuhnya kehidupan ini. Betapa dalam helaan nafas, kita bisa kehilangan orang-orang yang kita sayangi. Mereka yang direbut paksa dari kita.
Meskipun saya dibesarkan dalam keluarga yang menganut paham bahwa mati adalah kebebasan dari rasa sakit bagi yang mati, namun kesakitan baru bagi hidup, karenanya kematian bukanlah kesedihan; tetap saja saya diserang oleh duka yang membuat lubang besar di hati ketika bau kematian merebak, mengambang di sekitar kami.
Ah, hidup ini adalah seutas harapan yang tipis, pun rapuh.
Dalam kenangan kepada semua kawan yang telah mendahului kami, lepas dari rasa sakit, dan duka karena kehilangan.
Leave a Reply