Batik oh Batik (bag. 2)

Cap Batik

Ini lanjutan dari posting yang ini.

Sejujurnya, secara kasat mata membedakan batik tulis, batik cap, kemudian kain biasa yang diprint motif batik itu sangatlah sulit. Hampir tidak bisa dikenali. Karena print pakai mesin itu bisa niruin efek batik tulis juga, termasuk efek noda kain akibat lilin yang beleber :mrgreen:

Tapi, mungkin dengan memahami teknis pembuatan batik, paling nggak kita bisa lebih terlatih dan jadi lebih paham, mana yang dikerjakan secara manual dan mana yang dikerjakan secara masinal.

Pengerjaan secara manual, adalah batik tulis dan batik cap. Jangan salah ya bok, biar kata judulnya batik cap, cape juga loooo ngecapin kain selebar 115 cm & panjang kurang lebih 200 cm…

Batik Tulis: biasanya yang jadi motif pada batik tulis adalah gambar yang abstrak, semacam kembang yang segede gambreng gitu trus bererot dari ujung ke ujung. Betul-betul jadi semacam lukisan.  Motif yang geometris pun , kalau ukuran motifnya besar, biasanya batik tulis, kalau cap…mau segede apa capnya? 😀

Batik Cap: biasanya yang jadi motif pada batik cap adalah motif-motif yang geometris, semacam parang, kembangan yang kecil-kecil gitu… Pokoknya motif yang repetisinya gampang disambungin. Meskipun pada jaman dahulu *tsaaah* sebelum ada kepraktisan cap, semua motif dibatiknya ya manual nulis tangan gitu… ya iyalah… tapi jaman sekarang, minim banget deh batik-batik dengan motif yang geometris gini tidak dibikin dengan cap.

Berbagai Motif Cap

Nah, kita simpan dulu pemahaman soal batik tulis dan batik cap ini, sekarang saya cerita soal mesin printing tekstil ya. Mesin printing tekstil untuk industry yang banyak digunakan saat ini adalah mesin printing rotary dan mesin printing flat, sementara teknologi terbaru dalam industry printing adalah mesin printing digital.

Mesin rotary: biasanya digunakan untuk mencetak motif-motif yang sambung menyambung panjang gitu, seperti motif garis. Juga motif yang geometris, kotak-kotak, polka dot. Keunggulan mesin ini,adalah sambungan motifnya halus, tapi ketajaman motifnya kurang halus, hal ini dikarenakan screen yang digunakan pada mesin rotary ini bentuknya mirip seng gitu deh. Jarak pengulangan motifnya rata-rata sih 60 cm, itu sudah paling besar screennya.

Mesin Flat: pernah lihat orang nyablon kaos? Pakai film yang biru-biru gitu? Nah, mesin printing flat juga seperti itu, cuma lebih besar. Repetisi motif bisa sampai 90 cm, tapi jarang banget yang mau sampai sebesar itu, karena kemungkinan mengsle besar. Eh, tergantung berapa warna juga deng, kalau warnanya dikit ya bisa aja plus motif yang gak rumit, jalan juga dah di mesin flat. Keunggulan mesin flat ini adalah ketajaman motifnya, bisa jelas banget.

Mesin Digital: ini logikanya mirip banget sama mencetak dokumen di printer komputerlah… Tidak ada keterbatasan warna, trus motif juga tajam sekali, kemudian tidak ada kain pancingan. Kain masuk, keluar langsung ngeprint. Pokoknya gampang dan cakep. Masalahnya cuma satu, MAHAL BANGET! :mrgreen:

Oh, kain pancingan ini yaaa…. kain yang dipakai buat mancing *gak ilmiah banget*. Jadi biasanya kalau mau nge-print pakai mesin, beberapa meter pertama itu hasilnya gak bagus, masih tes warna-lah, masih cek kelancaran mesinlah… Di pabrik biasanya, kalau mau ngeprint gini beberapa puluh meter pertama kami pakai kain yang jelek dulu, baru kain yang bagus yang memang dikamsudkan untuk diprinting. Inilah salah satu penyebab kenapa kalau order printing di pabrik mesti gede jumlahnya? Kain pancingannya aja bisa puluhan meter, cyiiin… masa order cuma 100 meter, gak masuk dong biaya produksinyaaa… gitu deh.

Err… baru cerita batik tulis, batik cap, dan mesin print aja rasanya udah panjang bener dah… nyambung ke bagian tiga yah… *kumpulin napas lagi*

Advertisement

6 responses to “Batik oh Batik (bag. 2)”

  1. jadi kesimpulannya
    sampeyan punya usaha batik ya ?
    *berperasangka baik*

    1. saya naksir anaknya juragan batik… 😀

  2. […] Lanjutan dari posting Batik oh Batik (bag. 2) […]

  3. sy perlu bikin batik dengan motif yg kecil-kecil utk poduksi. media kain katun.
    kira2 berarti yg cocok pake teknik apa? (ketajaman hrs baik mengingat motifnya kecil).
    yg print digital media kainnya terbatas kan ya. katun pernah coba gagal, pake teknik sublim.
    utk mesin flat, cukup tajamkah? di kain katun bisa ? tq

    1. print kain dengan motif batik, maksudnya?
      seharusnya digital print tidak apa2, setahu saya, mesin digital print versi lama malah hanya bisa untuk kain dengan serat alami; jika ingin polyester baru teknik transfer.
      Teknik sublim apa ya? Semacam transfer? Seharusnya bisa ya, katun itu serat alam yang paling ‘gampangan’ diapain aja bisa…
      Mesin flat, bisa di media apa saja. Yang membedakan, pabrik katun dengan polyester adalah proses perlakuan finish keduanya, jadi tidak setiap pabrik polyester bisa menerima order katun, begitu juga sebaliknya.
      hth.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: