Pren Oh Pren

Lha, sambil nungguin panenan Farmville *yaoli*, eh ada film Valentine’s Day pas si Ashton ngomong ke Jennifer, “so, now…looks like I will kiss my best friend” lalu mereka ciuman, ternyata… gak eni. Gak ada chemical reactionnya *halah*.

Saya jadi teringat salah seorang sahabat cowok saya yang ini, kami telah berpuluh-puluh tahun bersahabat tapi tiba-tiba saja dirinya menyatakan ingin menjalin kisah asmara *tsaah* tapi tak lama saya mengatakan tidak, sahabat saya ini menikah secara mendadak dengan mantan pacarnya di SMA dulu, tapi tiga bulan kemudian bercerai.

Alasan mereka bercerai? Yah…banyaklah. Setelah bercerai, sang sahabat, kembali ‘meneror’ saya dengan pernyataan asmara. Sahabat saya ini bisa sangat persuasif dalam merayu, pengalaman pacarannya banyak banget. Ini adalah sahabat cowok yang membikin saya ditraktir oleh banyak cewek-cewek yang naksir dia :mrgreen: boleh dibilang, si S ini ya mas Boi-nya kampung saya Rayuan gombalnya juara. Suatu ketika, dia dengan panjang lebar, menyatakan bahwa sudah sejak SMA dia menginginkan untuk menjalin kisah kasih asmara, tapi ragu-ragu karena dia tidak ingin kehilangan saya. Ia menyatakan bahwa, ia juga yang terbaik untuk saya karena ke mana pun saya pergi, ia selalu memantau saya *isssh* dan memastikan saya baik-baik saja. Katanya lagi, kami cocok, karena hanya saya perempuan yang selalu ada untuknya, gak pernah marah dan bisa diajak badung bareng, selalu support dia tak peduli apapun, perempuan yang benar-benar membuatnya merasa jadi pria sejati.

Halah banget.

Ya saya sih tersanjung, seneng dirayu biar kate gombal juga, ge er juga. Tapi saya mengenal sahabat saya yang memang raja gombal, juaranya galau. Saya hanya tertawa dan cekikikan, lalu saya katakan,”kamu dan aku cocok karena kita bersahabat, kalau kita pacaran, pasti sudah bubar”

Dan si raja gombal kembali beraksi, dia bilang, “aku nggak ingin pacaran lagi, kita menikah saja. Ini adalah lamaran yang perbaharui, kita menikah saja”

Matek. Saya kehabisan cara menolak dia. Saya tidak ingin kehilangan persahabatan kami, selama berteman, saya benar-benar paham bahwa tidak ada sedikit pun rasa romantisme yang bikin saya termenye-menye atau juga ketertarikan fisik. Tapi waktu menjawab kegalauan sahabat saya, 3 tahun setelah perceraiannya yang pertama, akhirnya dia menikah lagi. Saya ikut bahagia, karena ia berhasil mengatasi kegalauannya.

Sampai sekarang, kami masih berteman baik, meskipun saya sangat membatasi komunikasi kami. Ya maklumlah bok, setiap sms atau telpon, teteup aja raja gombal beraksi 😆 gerah, lagipula dia sudah beristri sementara saya masih mencari cinta, saya tidak ingin memberikan pesan yang bisa disalah artikan olehnya. Saya menyayangi sahabat saya dan menganggap perkawanan kami ini penting, saya ingin menjaganya.

Cerita lain soal sahabat cowok yang sok ke-geeran. Eh, mantan sahabat deng :mrgreen:

Waktu kuliah dulu, kami berkawan cukup akrab dengan beberapa cowok dan satu orang cewek lagi. Geng ini menyenangkan buat saya. Tak lama, si cewe teman satu geng ini pacaran sama cowok tukang ge er ini dan mulai menghilang dari peredaran. Saya yang biasanya ke mana-mana dengan si cewe mulai jadi solo karir 😆 tapi tak masalah juga. Saya tidak merasa terganggu dan tidak berniat untuk memaksakan si cewe atau si cowo untuk bersama-sama kami terus. Nama pun pacaran ye bok, ya pasti pinginnya berdua, kami semua paham.

Sampai suatu ketika, si cowo ini nyamperin saya dan berkata,” kok lo sekarang gak mau temenan sama si cewe lagi sih Cep? Dia sedih tau karena lo gak mau temenan ama dia lagi. Jangan karena gue lo gak mau temenan lagi”. Saya bingung, saya merasa nggak nggak mau temenan. Juga bingung, kenapa gara-gara si cowo? Di tengah kebingungan bego saya, si cowo melanjutkan, “ya jangan karena lo suka ama gue trus gue jadian sama si cewe lo jadi gak mau temenan sama si cewe. Kita tetep temen semua kan?”

Butuh 3 detik untuk mencerna maksud perkataan si cowo.

Eh sialan. Gue gak naksir elo, dodol! Pengen marah tapi malah ketawa, karena pada saat itu saya sedang anget-angetnya naksir kecengan sepanjang masa. Seluruh dunia tau. Si cewe dan si cowo juga tahu. Saya sedang konsentrasi penuh ke kecengan sepanjang masa, kok bisa-bisanya dituduh nggak mau temenan karena saya naksir si cowo?! Ha?

Saya memutuskan untuk tidak berkawan dengan keduanya. Kalau ketemu menyapa tapi saya tidak mau akrab lagi, takut dituduh yang macem-macem. Bertahun kemudian, saya bertemu lagi dengan si cewe yang ternyata menikah dengan si cowo namun telah bercerai. Si cewe bercerita, bagaimana si cowo menceritakan kepada si cewe bahwa saya naksir dirinya, dan supaya menjaga perasaan saya, karena sepertinya saya jadi tidak mau berkawan dengan si cewe.

Aduh, sebelnya saya sama si cowo. Untungnya, kesalah pahaman si cewe bisa diluruskan lagi, tapi tidak dengan persahabatan kami. Kami sudah berjarak dan tak sama seperti dulu.

Saya sebel banget dengan si cowok, merusak persahabatan kami semua.

Tapi untungnya, cuma sebiji orang itu yang begitu. Ya amit-amit ya, jangan sampai kejadian lagi yak. Apalagi di masa sekarang, kawan-kawan cowok saya rata-rata sudah menikah sementara saya, masih berjuang mencari cinta. Kalau ada yang salah paham, blaaaen tenan cyiiin…. Saya hati-hati banget jaga sikap, jangan sampai dah ada yang salah pengertian.

Ya gitu aja… Udah ah, panenan udah kelar & di tv lagi ada film Angel & Demons, nonton dulu yee…

Selamat mengakhiri hari jemuwah, selamat bersenang-senang besok hari sebtu yak. Jangan lupa, abis sebtu itu minggu, abisitu senen. Kerja lagi.

One response to “Pren Oh Pren”

  1. […] *tsaaah* ternyata saya banyak menggunakan kata ‘oh’ di judul. Batik oh Batik, Pren oh Pren, ABG oh ABG… kayanya masih ada lagi deh… cuma belum inget […]

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: