Ada yang nonton film It’s a Wonderful Afterlife? Ceritanya soal pembunuhan yang terjadi di komunitas Asia, India tepatnya, yang tinggal di Inggris. Ceritanya nggak serem malah bodor. Bodor banget sih nggak, tapi ya menghibur *halah*.
Poros cerita film ini adalah seorang ibu yang sibuk untuk menikahkan putrinya. Saya pernah membaca novel chicklit yang berlatar belakang India, For The Matrimonial Purpose karangan Kavita Daswani, salah satu chicklit terlucu menurut saya. Pokok persoalannya adalah, anak perempuan yang harus dinikahkan segera. Seolah-olah, cita-cita semua orangtua India adalah menikahkan anak perempuannya. Jika itu terlaksana, maka orangtua bisa mati dengan tenang
Dan bukan cuma orangtua India, ibu saya pun begitu
Doa tahun baru ibu saya untuk saya adalah, semoga tahun ini menemukan jodoh dan bisa menikah. Yah… tidak pernah berubah. Doa yang sama tiap tahun, ah… bukan hanya tiap tahun, setiap kali menelpon, si mamah selalu mengatakan hal yang sama. Apalagi pas saya ulang tahun kemarin…. haduh, 2 hari sebelumnya aja udah ada doa pendahuluan untuk mendapatkan jodoh tahun indang… capcay deeeh…
Yak, jadilah saya berpanjang lebar menjelaskan lagi ke si mamah, bukannya saya nggak mau buru-buru kawin, ya mau aja… tapi ya memang belum waktunya. Lhah, trus kapan waktunya? Lha ya embuh… andaikan akika tauuuu…
Yang agak ekstrim, bude saya, suatu ketika beliau pernah bilang, “yang penting kawin dulu…kalau gak cocok nanti bisa cerai. Jaman sekarang, janda lebih cepat laku daripada gadis”
Astaga budeeee… *tepok jidat* mengerikan sekali memang. Semua orang di sekeliling saya mulai menjadi orang-orang yang digambarkan di novel For Matrimonial Purpose, “nak, aku tak peduli kau bahagia atau tidak, yang penting aku ingin kamu segera menikah”
Tiada akhir.
Ah sutralah, mari kita nikmati saja akhir minggu ini dengan bertanya-tanya, “jodoku sopo, tuips?”
Selamat berakhir pekan.
Leave a Reply