Cinta Sampai Mati

Ervin & Edith Drake

Semalam, tak sengaja nonton video klip Katy Perry, aduh judul lagunya apa lupita dah… lagunya bijimana juga lupa. Tapi karena saya orang yg visual banget, ya yang keinget malah gambaran adegan-adegan video klipnya. Diceritakan,pasangan Katy Perry muda meninggal kecelakaan di tebing dan sampai tua si mbak Perry masih sendiri dan rajin ngunjungin lokasi kecelakaan tersebut untuk mengenang sang kekasih.

Ealah… ya drama, tapi ya saya jadi ikut termenye-menye. Ah… Cinta.

Lihat video itu saya jadi ingat, duuuuluuuuuu banget, saya pernah nanya sama manusia laut, “kamu cinta nggak sama aku?” lalu diana menjawab, “kamu bakal tau aku cinta apa nggak kalau kulit kamu sudah keriput, kita sudah tua dan masih bersama”

Halah. Sinetron banget yaaa…

Tapi biar kata termehe-mehe jahe, saya suka bilang, “kenapa gak jawab aja sih, iya apa nggak gitu? Biar cepet”

Setelah itu, biasanya saya terombang-ambing dengan pemikiran saya soal cinta. Apalagi cinta sampai mati. Apa itu? Kebutuhan untuk bersama? Ketakutan untuk hidup sendiri? Apa? Rasa apa?

Sekarang, di siang bolong yang panas tapi gak terik dan orkes tanjidor kedengaran dari luar, saya serasa mendapat pencerahan soal cinta.

Ee…. Cinta itu…. Anu… eeh… anu…. Jadi cinta, … itulah… Duh! Lepaslah apa yang barusan saya ingin omongin. Langsung menguap bersama keringat *eeeuw*. Menguap gak berbekas,  gitu aja… teuing dah…

Yaelah, jangankan saya… ada jutaan manusia lain yang ingin mendefinisikan cinta, ya nggak ketemu juga. Ada jutaan, miliaran… gak keitung deh, kata-kata yang ditumpahkan manusia dengan segala bahasa, teteup aja gak ketemu definisinya. Ribuan tahun peradaban manusia, juga tidak membuat cinta mudah untuk didefinisikan di tahun 2011 ini.

Apakah, tetap bersama selamanya sampai tua sampai kulit keriput sampai gigi ompong dan boyok rasanya mau copot, itu yang namanya cinta? Bisa menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing? Bisa tahan hidup bersamanya sampai maut menjemput? Mau berkorban apa saja untuknya?

Ya mungkin itu cinta.

Termasuk menerima kalau pasanganmu suka kentut dan ngupil tiba-tiba.

Mungkin saja.

Namun sebaiknya saya serahkan saja pada Sang Waktu untuk menjawab apa cinta itu. Mungkin saya memang akan menemukan jawaban, apa itu cinta, nanti ketika kulit saya keriput, gigi ompong dan boyok rasane mau copot… halah, kok sengsara… gak ada ya vampir macam mas Edward yang mau gigit saya biar saya awet muda aja gitu… awet muda & menemukan cinta. Halah.

Selamat menikmati akhir pekan bersama orang-orang yang dicintai dan mencintai.

Yeuuk… menggalau *lho?!*

Image from here

 

2 responses to “Cinta Sampai Mati”

  1. Tapi benerlah si Laut itu. Bisa disebut “cinta sampe mati” kalo salah satu udah mati.
    Trus, untuk pihak yang mati duluan, ga bisa tau lagi kan apa masih dicinta ape bijimane.
    Gampangnye emang ga usah difikirin 😆

  2. 😆 ya emang bagusnye jgn difikirin sih ya… ini ngapain sih gw ngeblog soal ini? hahahaha

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: