Beberapa kali, saya pernah punya teman yang ratu drama kumbara, Lasmini, Mantili… semuanya lewat.
Salah satunya adalah neneng ijreng. Pas saya masih jadi anak baru di kantor saya yang lama *agak aneh nih kalimatnya* 😆 ya pokonya di pabrik itulah… Saya satu mobil jemputan sama si neneng ijreng. Sebagai anak baru, selama satu jam perjalanan ke kantor, mau nggak mau saya mendengarkan neneng ijreng bercerita, meskipun sebenernya saya lebih pingin tidur 😀
Cerita si neneg ijreng selalu UUG, ujung-ujungnya gue. Dia yang berprestasi, yang paling oke dan semua orang di kantor iri sama dia, tapi modus operandinya lumayan alus… dia selalu menempatkan kita, pendengar cerita jadi orang yang ditindas juga, “pokoknya Ruth, orang-orang di kantor itu nggak bisa menerima kalau misalnya kita berhasil mereka iri, trus selalu bikin cerita jelek tentang kita”
Stop it there.
Jika sebelumnya saya mendengarkan saja dan selalu mengambil sikap antara percaya dan tidak, saat itu saya memutuskan untuk tidak percaya. Saya mempercayai diri saya yang punya keyakinan bahwa selalu ada kebaikan di dunia ini. Kebaikan yang relatif. Sejak saat itu saya memutuskan untuk tidur saja setiap perjalanan ke kantor dan menganggap lalu cerita si neneng ijreng.
Di kemudian hari saya bergabung bersama dunia yang memusuhi si neneng ijreng dan sampai menyuguhkan drama satu babak tentang Cinderella yang teraniaya. Satu lagi manusia yang iri pada neneng ijreng. Not.
Manusia lain yang menjadi ratu drama, adalah kawan masa kecil saya, mbakyu kemayu. Secara tak sengaja saya menjadi pengamat drama wall FB dirinya. Tak berubah. Selalu menjadi yang terhebat dan dimusuhi oleh dunia yang iri padanya.
Makin luas pergaulan saya, ternyata saya menemukan neneng ijreng dan mbakyu kemayu lainnya… tidak banyak dibandingkan populasi dunia *ya iyalah* tapi selalu ada di setiap lingkaran pertemanan.
Kadang, saya merasa kasihan dengan mayang mesudi (manusia-manusia yang menjadi musuh dunia) ini. Kasihan betul, pasti hidupnya merana karena selalu dijahatin sama dunia yang fana indang, kapan keadilan akan berpihak padanya? Tetapi, tak jarang saya ingin mengirimkan cermin ke mayang mesudi dengan kartu yang bertuliskan: heiii…pernah bercermin mengapa dunia selalu memusuhimu?
Ah, kawanku mayang mesudi… hidup ini terlalu singkat untuk mempedulikan dunia yang iri dan kemudian jadi sakit hati karenanya. Juga, hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan membuat klarifikasi mengenai sikap dan tingkah laku yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Sutralaaah….
Hidup yang terlalu singkat ini akhirnya habis buat nulis posting gak penting macem begini 😆
Dan sekali lagi, hidup terlalu singkat lagi sibuk, jadi jangan menghabiskan waktu menebak-nebak apakah posting ini dikamsudkan untuk menyindir anda atau bukan
Enjoy life.
PS. selamat hari senin pagi, saat dunia memusuhi penduduk Jakarta… macicaaaaaa….. 😆
Image from here
Leave a Reply