Setelah sekian lama tak mampir, Pengembara Mimpi mengunjungiku, “kemana saja, kamu?” protesku, “aku menunggu janjimu untuk bercerita soal pohon-pohon”
Pengembara Mimpi tersenyum meminta maaf, “aku harus merawat kunang-kunang, maafkan aku…”
Pengembara Mimpi tersenyum meminta maaf, “aku harus merawat kunang-kunang, maafkan aku…”
“Kunang-kunang?”
Kamu belum pernah mendengar cerita soal kunang-kunang, katanya lagi. Kali ini dengan senyum mengejek.
Kutahan diriku untuk tak menjawabnya, aku sudah belajar untuk menutup mulutku.
Kutahan diriku untuk tak menjawabnya, aku sudah belajar untuk menutup mulutku.
Kunang-kunang, hidup di pohon cinta. Sepanjang malam berkelip-kelip memberi cahaya juga warna yang dipantulkan oleh daun-daun pohon cinta.
Cantik, indah. Sayangnya, kunang-kunang hanya hidup sepanjang malam itu saja. Bercinta, bereproduksi lalu mati, dalam satu malam.
Cantik, indah. Sayangnya, kunang-kunang hanya hidup sepanjang malam itu saja. Bercinta, bereproduksi lalu mati, dalam satu malam.
Leave a Reply