Kaki ragu melangkah, nyali pun tak ada. Namun, nafsu membangkitkan keberanian untuk membujuk badan agar bergerak, “ayolah, kita pergi.”
Tarik-menarik antara keinginan pergi dan keinginan tinggal, tepat membagi himpunan keputusan menjadi irisan sama besar.
Kalau begini, mesti pergi atau mesti tinggal? Keputusan yang harus cepat dibuat karena waktu tak bisa menunggu.
Leave a Reply