Gara-garanya, seorang teman di kosan, bercerita tentang perkawinan campur antara bule & orang Indonesia, katanya resus darahnya susah bercampur. Nggak ngertilah detailnya gimana, tapi satu teman yang agak-agak polos dengan tanpa dosa menyeletuk, “iya, ibaratnya ngawinin simpanse ama kethek”
Trus, teman yang lugu balik nanya, “yang kethek mana trus yang simpanse mana?”
Si teman yang bercerita yang sebenarnya pendiam ini ikut bingung juga, “jadi kethek sama simpanse tinggian mana?”
Aku yang baru ikutan nimbrung kena batunya, yang mana si pencerita dan si lugu langsung menyambutku dengan pertanyaan, “Ruth, simpanse sama kethek tinggian mana?”
Haiiiyaaah… mene ketehe…
Kok aku selalu ketemu teman yang aneh ya?
Lalu kemaren, si lugu, si mbak sedih dan aku ngumpul lagi. Membahas kebodohan-kebodohan jayus yang dilakukan si polos, si lugu dan si diam, kemudian sampailah kami, aku dan mbak sedih… menyimpulkan bahwa sebenarnya mereka bertiga itu punya IQ tinggi, wong ketiganya sarjana teknik sipil je… lulusan UGM lagi… ya… pinterlah… tapi kadang… kelakuannya suka aneh… Selain kesimpulan itu, kami juga’meracuni’ pikiran si lugu dengan bodoran: beauty is not compatible with brain, jadi kalau dia cantik berarti bodoh, tapi kalau keliatan jelek berarti pinter.
“Berarti mbak, mereka IQ tinggi tapi EQ lemah ya…” kataku kemudian, mengacaukan kesimpulan yang agak-agak kacau.
“Iya bener Ruth”
Si lugu, “EQ itu apa?”
“EQ itu… emotional intelligentsia-lah” aku, sok teu.
“Itu apaan?” si lugu.
“Ehm… ya buat membedakan simpanse dan kethek” aku, ngaco.
“Kalian bisa membedakan simpanse sama kethek?”
“Kami kan cantik”
“Jadi bodoh?”
“Iya… gak pa pa… yang penting cantik”
“Berarti aku jelek?” si lugu, “nggak mau, aku maunya cantik juga”
“Nggak bisa, kan tadi kesepakatannya kalo cantik gak boleh pinter”
“Kalian milih apa?”
“Simpanse”
“Simpanse ya?! Emang sih, simpanse lebih manis sih, daripada kethek, aku samaan ajalah, ikut kalian, tapi kita berarti lebih bodoh daripada kethek dong”
“Ya nggak juga sih, nggak bodoh-bodoh amat… kan simpanse lebih cerdas daripada kethek”
“Lo tadi katanya, kalo cantik bodoh…”
“Itu kan pintar & bodoh, kalo sekarang konteksnya cerdas dan tidak cerdas” aku.
“Oh…. trus si polos dan si diam?” si lugu.
“Karena mereka gak ikut rapat, mereka jadi kethek aja” mbak sedih.
“Iya, kalo rapat kan 2/3 anggota udah ngumpul, keputusan udah bisa diambil kan? Nah kita 3 simpanse dan mereka 2 kethek” aku.
“”Iya… aku setuju! Berarti simpanse EQ-nya tinggi juga kan?!”
GUBRAKS!!!!
PS. Ini beneran lo ya… kisah nyata, cuma nama mereka aja yang aku samarkan, demi keharmonisan hubungan antara simpanse & kethek.
PS 2. Kethek = Kera (bahasa Jawa)
Update: masa ya… temen sekantorku pas aku cerita soal simpanse dan kethek, dia gak ngeh lo… masa dengan polosnya dia malah bilang gini, “oooh… simpanse itu sejenis kera toh? Kupikir nama artis Korea” GUBRAAKS!
Leave a Reply