Konon katanya, otak manusia itu kecenderungannya adalah mengidentifikasi hal yang satu dengan hal yang lain, saling mengaitkan seperti memintal sarang laba-laba. Aku lupa, aku baca itu dimana, tapi aku punya banyak kejadian yang seperti itu. Misalnya, ketika membaui tanah basah setelah hujan, aku langsung mengidentifikasikan hal itu dengan kampung halaman, memori waktu masih kecil, memandang hujan dari jendela rumah yang pintunya dikunci dari luar. Kalau makan ketoprak, lalu teringat Bapak Manusia Laut, selalu itu. Misalnya jidatku ini layar monitor, setiap ada bau, baca tulisan atau makan ketoprak, pasti di layar akan terbaca Bapak Manusia Laut. Ketoprak dikenali otakku sebagai BML, entah kenapa… mungkin karena BML bau bawang putih? 😆 yaiks… gak deng, karena kami suka makan ketoprak bersama…. halah… Nah, kalau baca gombalannya si Paman, aku selalu teringat banyak hal yang berkaitan dengan kata-kata *adoooh…. penjelasan awal yg panjang ya bo…*.
Dari dulu, setiap membaca, mendengar dan mengatakan kata gombal, aku selalu keinget gombale mukiyo. Errr… dari dulu aku udah pengen membahas ini, tapi gak pas terus, lalu baca posting Paman yang ini, menyeruaklah lagi itu kata-kata gombale mukiyo.
Si mamahku yang agak ajaib itu (ya beda tipislah ama aku 😛 ) pernah menjelaskan ketika aku keukeuh bertanya, kenapa orang bilang gombale mukiyo, kok bukan gombal amoh saja. Katanya, Mukiyo pada istilah gombale mukiyo ini adalah nama orang. Dia dulunya adalah orang kuuuaya banget di daerah Nganjuk (seriously, ini nama kota ya… bukan ngutang… sumpe… bukan). Si Mukiyo ini, berubah jadi gila ketika ada defiasi (atau inflasi?) rupiah jaman pemerintahan Sukarno, klo menurut bahasa nyokap, “waktu uang seribu jadi serepes”. Nah, si Mukiyo ini, saking shocknya langsung gila trus dia masukin semua uangnya bersama baju-baju gombal trus gombal isi duit ini dieret-eret / ditarik-tarik kemanapun dia pergi. Lalu, mulai orang menjadikannya sebagai istilah, pemakaian istilah itu kurang lebih begini, “lha… umok thok… gombal… kalo gombalanmu kan cuma angin, emangnya gombale mukiyo?! Biar gombal tapi isinya kan duit?!” . Kemudian… pemakaiannya diperpendek menjadi, “halah…. gombale mukiyo!”.
Kalau versi pertama yang diceritakan nyokap adalah isinya uang, maka si bude, kakaknya nyokap, punya versi lain, katanya… gombale Mukiyo, selain berisi uang juga berisi daun-daun yang dianggap Mukiyo sebagai uang.
Nggak tau deh, mana yang benar….
Ada yang tau gak?
Sebenarnya… darimana sih asalnya gombale mukiyo itu? Dan apa si Mukiyo ini bersaudara dengan Mukidin?
Leave a Reply