Perpindahan. Perubahan. Keluar dari tempat yang selama ini telah menjadi rumah memang sangat tidak menyenangkan. Sangat tidak nyaman. Yah… apa boleh dikata, hari-hari terakhir ini, aku memang sedang heboh dengan yang namanya pindahan π jangankan ente yang bosen baca posting soal pindahan, aku juga udah bosen kenapa sih, aku kok mellow banget, kan Jakarta cuma 2 jam jauhnya, lagipula, aku masih bakal sering ke Bandung, soalnya kan plant produksi ada di Bandung.
Maap, gimana lagi ye… mungkin aku memang over melankolis… *halah*
Tambah melankolis lagi, ketika rebes-rebes, aku mengemasi dan memilah lagi mana barang-barang yang mau dibawa dan mana yang bakal dibuang, diwariskan, atau dibakar. Hah… kenapa mesti dibakar? Yah… karena aku nggak mau barang-barang yang kebanyakan dokumen pribadi itu dibaca sama orang.
Haiyaaaaa…. aku memang ‘pengumpul sampah’ nomer satu. Yang disebut dokumen pribadi adalah: kartu ucapan selamat ulang tahun (ada satu kartu yang menyertai kado ultahku waktu kelas 6 SD)dari teman, saudara, teman baik, pendetaku yang demen banget ngasih ucapan pake bahasa enggres, yg terkumpul lengkap adalah mulai aku sma… termasuk satu-satunya kartu ucapan ultah dari Bapak Manusia Laut waktu kami baru pacaran… itu satu-satunya kartu yang dia kasih ke aku selama 6 th pacaran bo!!! Ketauan, cowok bakal perhatian kalau cuma pas pdkt, itu sebabnya aku suka sekali masa-masa pdkt π . Selain kartu ucapan ultah, ada juga kartu ucapan selamat natal & tahun baru, ada surat-surat dari sahabat pena sejak smp, masih komplit dengan amplop & perangkonya, ada juga surat untuk kecengan jaman smp & sma yang tidak pernah terkirim karena malu π , kemudian ada juga surat buat Bapak Manusia Laut, lagi-lagi tak terkirim karena malu… ada juga brosur-brosur yang aku anggap bagus, kumpulan kliping orang ganteng yang cuma berisi mukanya Keanu Reeves, trus ada tagihan-tagihan kartu kredit + bukti pembayarannya (fotokopi dari slip atm) sejak tahun 2001… lalu ada foto-foto najis dengan muka biadab… π bukan… bukan foto nude… tapi foto muke jelek yang jelek sejelek-jeleknya dengan ekspresi norak senorak-noraknya… nah lo… mantab betul kan bahasa hiperbolaku π dan tentu saja, dokumen pribadi itu termasuk ijazah, piagam penghargaan, akte lahir, kk (aku punya kk sendiri loh… ktp kotamadya π ). Semua dokumen itu terkumpul menjadi satu box yang cukup besar.
Tadinya aku berpikir akan membawa itu semua, tapi kupikir-pikir… kok aku mindahin ‘sampah’ ya? Okay… itu memang kenangan… tapi bukankah kenangan itu bisa dinikmati dalam ingatan saja? Kemudian, agak berkompromi dengan diri sendiri, aku berniat men-scan semua itu dan menjadikannya sebagai arsip digital… cuma… males juga yak… segitu banyaknya bo! Ya sudah. Keputusan besar diambil, yang pertama kali kubakar adalah tagihan-tagihan kartu kredit + bukti pembayarannya, gila… dodol juga ya aku, ngapain coba aku simpen itu tagihan sejak th 2001! Bakar!
Setelah itu… brosur-brosur dan kliping muka mas Ken, aaaarrrgh… berat sih, tapi ya gimana lagi, toh kalau mau liat muka mas Ken bisa langsung searching di internet… sudahlah. Hangus.
Kemudian, agak berat nih… kartu ucapan, surat-surat pribadi… hm… alasanku dulu menyimpan semuanya ini apa ya? Menghargai teman yang sudah bersusah payah mengirimkan kartu ucapan? Suka sama kartunya? Atau apa? Aku sudah tak ingat lagi… sudahlah… toh ada orang yang begitu dapat kartu juga langsung dibuang, nggak kayak aku, sok ribet… baiklah, kartu ucapan… masuk tong pembakaran.
Surat-surat… oooh… aku baca lagi semua surat-surat itu, satu persatu, menghabiskan setengah hari waktu rebes-rebes… gak produktif banget ya… Tapi, ketidakproduktifan itu sebanding, aku terbahak dan terharu lagi membacanya, beberapa sahabat penaku itu, entah berada dimana kini… (Retno – Bojonegoro, Retno – Mojokerto, Sri Wahyuni… kalau ada yang kenal, kasih tau aku ya… π ) curhat nggak jelas ala abg, sampe nasehat sok dewasa… tapi aku juga tidak bisa menyimpan semua itu lagi… buku-buku, kertas-kertas, ternyata mengambil jatah pindahan jaaaaauh lebih banyak daripada baju dan printilan-printilan lain… jadi kertas-kertas ini harus dikurangi…
Maka, dengan berat hati, ketika senja aku membakar semua kenangan itu. Bukannya aku tak menghargai sejarahnya, tapi perjalanan hidup yang panjang ini harus dibuat seringan mungkin. Travel light.
Hm…
Jadi ingat quote ini: This world is 80% full, so delete anything you can kurang lebihnya gitulah… lupa juga sapa yang bikin quotenya…
Well, kenangan secara fisik mungkin telah lenyap, tapi aku selalu ingat kok… sama kalian-kalian yang menemani aku tumbuh.
Aaaaaaaaaaah…. kenapa mesti over melankolis gini sih???? *mbak, mbak… situ sanguin malankolik ya?*
Leave a Reply