Teman-temanku yang lajang mulai berkurang satu persatu. Dalam dua bulan ini ada dua pernikahan teman dekatku (entah yang lain yang nggak ngabarin ๐ )ย dan sayangnya keduanya tidak bisa kuhadiri. Mungkin alasannya seperti yang dibilang si Paman disiniย karena nggak ada temen… ๐ si Bapak Manusia Laut tidak bisa ‘dipinjam’ untuk sebentar… tapi karena mereka berdua teman dekat, maka tak ada teman bukan alasan yang tepat untuk tidak menghadiri hari bersejarah bersatunya dua pasang insan tersebut, halah!
Kalo bapak yang suka membuat tergumun-gumun ini pernah diminta untuk meng-ngado kulkas, selain diminta kehadirannya,ย maka kedua teman ini hanya meminta kehadiran selebritis nggak penting ini di upacara pernikahan mereka.
Teh Nono, teman berbagi suka dan duka selama bertahun-tahun di kosan yang sama, sekaligus teman setia berpetualang mencari cinta pada bebek goreng ๐ , menikah sama Bapak Dinas, menikah bulan lalu di Pare, dan sekarang sudah dibawa sang suami ke Tanjung Pinang sana. Sedangkan Ibu Dokter yang ini, teman jaman SD yang dengan sukarela berbagi panggilan Cici dan Meme denganku, menikah hari ini, pemberkatan nikah di Surabaya dan akan melakukan resepsi pernikahan di Kediri bulan Juli mendatang.
Kepada keduanya, aku meminta maaf karena tak bisa menghadiri hari penting kalian berdua. Jawa Timur dan Tanjung Pinang terlalu jauh buatku yang suka masuk angin ini ๐ kalau tak takut dikutuk jadi batu, aku sudah nggak mau pulang lagi ke Nganjuk yang jauhnya duabelas jam pake kereta dari Bandung ๐
Aku tahu, seharusnya aku meluangkan waktu untuk datang dan memaksakan diri untuk datang, tapi sayangnya, teman kalian ini termasuk keras kepala soal urusan ‘perjalanan’, ketidakhadiranku bukan berarti aku tidak peduli akan kebahagiaan kalian.
Sungguh, aku berdoa supaya kalian berbahagia dengan keputusan kalian untuk berbagi hidup dengan The Right Man ituh. Meskipun, meminjam kata-kata Vega, bahwa, menikah tak selalu bahagia, bahagia dan tak bahagia tak selalu selamanya. Tapi dengan tulus, aku mendoakan kalian.
Pesanku pada kalian, sabar ya… hehehehehe serius, di jaman seperti ini, aku tidak yakin cinta bisa mengatasi segalanya. Butuh kesabaran, kepasrahan dan kedisiplinan kuat untuk berbagi hidup dengannya.
Ken, pernah bertanya pada Vega, apakah itu pernikahan. Lalu Vega menjawab, pernikahan adalah peleburan dua ketakutan untuk menjadi satu keberanian, seperti mantra kuno, racun + racun = obat, nah ini takut + takut = berani. Dua manusia yang takut sendiri lalu melebur jadi satu untuk kemudian jadi berani.
Hiroko, sahabat N.H Dini, seperti yang diceritakan di Jepun negerinya Hiroko dan yang karakternya dipinjam untuk novel namaku Hiroko, dengan nama tokoh yang sama, pernah berkata bahwa pernikahan adalah sebuah ruangan dimana yang di luar ingin masuk dan yang di dalam ingin keluar.
Menurutku, pernikahan itu fase hidup yang memang sudah digariskan untuk kalian lewati. Halah, nggak penting banget pendapatku ya… ๐
Aku percaya, segala sesuatunya memang indah pada waktunya dan aku berharap, ini memang waktu kalian dan aku juga berharap waktuku akan tiba sesegera mungkin, hehehe ngarep…
Bertumbuhlah bersama, pupuklah kesabaran dan komitmen kalian.
Hiks, aku terharu….
Sutrahlah, makin lama obrolan ini makin nggak penting. intinya aku mau bilang: SELAMAT BERJUANG! eits… aku bukannya sinis akan pernikahan, aku hanya menghindari ucapan selamat berbahagia, lagi-lagi karena menurut Vega, kebahagian itu salah satu yang harus diperjuangkan… hah… ya iyalah!
SELAMAT! Doakan aku juga yah…. ๐
Leave a Reply